KPH Yogyakarta Merambah Industri Madu Untuk Kesejahteraan Masyarakat
Keberadaan hutan sebagai sumber pakan
bagi lebah seharusnya menjadi ruang potensi yang unggul untuk budidaya lebah madu.
Pengusahaan madu mempunyai pasar yang tinggi mengingat madu dikenal sebagai
makanan yang baik untuk kesehatan tubuh. Namun budidaya lebah madu di Indonesia
masih terbilang minim dibandingkan negara tetangga seperti Thailand. Madu merupakan cadangan makanan bagi lebah. Adapun hasil produk lebah yang bermanfaat ialah madu, bee polen dan royal jelly. Masing-masing dari produk tersebut mempunyai fungsi dan keunggulan tersendiri bagi kesehatan manusia.
Gambar. Madu
Source: www.merdeka.com/sehat/30-manfaat-madu-untuk-kesehatan-wajah-kecantikan-bibir-dan-rambut-kln.html
Untuk mengangkat budidaya lebah madu
di Yogyakarta, Balai KPH Yogyakarta mempunyai program pendampingan dan
pelatihan kepada masyarakat sekitar hutan. Pelatihan budidaya lebah madu yang
di fasilitasi oleh BPHP Wil VII Denpasar diadakan pada tanggal 13-16 Februari
2018. Peserta pelatihan adalah anggota KTH Sekar Sari (RPH Mangunan) dan KTH Sekar Sari Seto (RPH Kepek).
Kedua kelompok tani hutan tersebut diberikan materi mengenai perlebahan dan
praktek langsung. Pelatihan didampingi oleh tenaga ahli dari Balai Diklat
Kadipaten, Fakultas Kehutanan UGM, Dinas Perindustrian Yogyakarta, dan
pengusaha lebah madu.
Gambar 2. Pelatihan Lebah madu
Gmabar 3. Kunjungan Ke Lokasi Budidaya Lebah Madu
Narasumber menuturkan bahwa budidaya
madu terbilang gampang-gampang susah dilakukan. Dua hal penting yang
perlu dicermati petani lebah adalah sumber pakan dan karakter lebah yang
dibudidaya. Terkait ketersediaan pakan petani harus mampu menyuplai kebutuhan
pakan sepanjang tahun. Adakalanya petani
untuk mendapatkan madu secara cepat, mereka melakukan tindakan yang curang
dengan memberikan cairan gula sebagai pakan madu. Tentu saja kandungan madu yang
dihasilkan mutunya tidak baik karena didominasi oleh glukosa. Kehigienisan madu juga perlu dijaga. Budidaya madu dikondisikan jauh dari lokasi pencemaran maupun polusi misalnya jalan raya, pasar, tempat sampah. Jika dekat dengan lokasi yang tidak higienis dikawatirkan lebah berkeliaran di daerah tersebut dan mengakibatkan kandungan madu yang akan dipanen malah tercemar. Kelompok tani
hutan dibimbing untuk membudidayakan lebah dengan memanfaatkan kawasan hutan
KPH Yogyakarta sebagai sumber pakan. Lebah Melifera (Apis Melifera) dan Lebah cerana (Apis cerana) merupakan dua jenis lebah yang paling familiar untuk
dibudidayakan karena sifat mereka yang tidak terlalu liar. Berbeda dengan lebah
hutan (Apis dorsata), lebah ini tidak
bisa untuk dibudidayakan karena terlalu agresif dan liar.
Gambar 4. Stup Lebah Madu
Masyarakat yang mengikuti pelatihan
terlihat antusias untuk tergerak dalam usaha perlebahan ini. Nilai finansial
yang diberikan madu cukuplah tinggi jika budidaya madu benar-benar ditekuni. Bapak Hari sebagai pengusaha lebah madu
menuturkan bahwa beliau mempunyai 100 stup lebah yang tersebar dan diliarkan
alami di hutan Wanagama UGM. Dalam 1 stup lebah dapat menghasilnya minimal 1
liter madu dan mampu memanen madu setiap hari melalui sistem rotasi. Harga jual madu asli ukuran 500ml
dapat mencapi 200-300 ribu. Mengenai pemasaran pascapanen, petani lebah tidak
perlu khawatir untuk mencari pembeli. Madu masih mempunyai peluang pasar yang
luas. Eksistensi budidaya lebah madu akan mendorong masyarakat untuk berperan
aktif untuk menjaga hutan. Hutan yang lestari akan menjadi sumber pakan yang
continue bagi lebah.
0 komentar:
Posting Komentar