Pelatihan Adhesive by Polychemie
Hai kawan..lama tak bersua.....
meskipun jarang menyapa dan jarang aktif di blog ini. Tapi sebisa mungkin sya akan tetap aktif berbagi informasi meskipun frekuensinya tidak dalam waktu singkat..hehe :D
Tulisan ini menjadi tulisan kali pertama di tahun 2025..kalau di ingat-ingat sih ini udah tahun ke 7 dari blog tehdanubi yaa..
Memang saat ini fokus tulisan di blog saya sudah tidak membahas hal-hal agro seperti dulu.. Ya gimanaa..karena saya sudah pindah kerja..hehe..
Tapi sebisa mungkin, blog ini pastinya saya gunakan secara positif untuk berbagi informasi yang bermanfaat bagi siapapun..
Kenapa hari ini sya menulis blog..? kok tidak kemarin-kemarin...Alasannya, hari ini sya dapat materi yang full atau komplit.. Jadi sya bisa berbagi ilmu juga komplit....
Emangnya mau berbagi apa siih....???
Alhamdulillah, hari ini saya diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan perekatan yang diselenggarakan oleh Polychemie.. Pasti kawan semua asing banget tuh sama Polychemie..Yuup..sama., saya juga awalnya gak tau kok...Yaudh mari kita bahas hasil pelatihan hari ini yaa....
Jadi.. Pelatihan yang saya ikuti terbagi menjadi dua sesi. Sesi materi dan sesi teknis perekatan. Adapun di tulisan ini yang ingin syaa tulis adalah dari sisi materi perekatan dasar. Yuuuk..gasss mulainyaa....!!!
*Polychemie adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan adhesive dengan brand yang dikenal sebagai PRESTO*.
Adhesive atau lebih dikenal sebagai perekat atau yang lebih familiar lagi yaitu Lem menjadi material yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari. Hampir semua benda yang kita sentuh pasti ada kandungan lem sebagai komponen penyusunnya. Misalnya produk furnitur pastinya tidak lepas dengan perekat. Karena untuk membentuk kesatuan misalnya kursi yang terdiri dari banyak komponen pasti dirakit atau dihubungkan dengan perekat. Selain untuk menghubungkan material dari kayu, perekat juga dapat digunakan pada media plastik, logam, kaca, dan lainnya. Namun, berbeda material berbeda pula karakter perekat yang digunakan. Adhesive dapat diartikan sebagai bahan berbentuk cairan baik yang berasal dari alam maupun sintetis yang berfungsi untuk merekatkan dua material atau lebih menjadi satu kesatuan.
Adhesive ditekankan pada bahan cair karena dengan bentuknya yang cair dapat menyebar dan dapat melakukan penetrasi ke media yang direkatkan.
Berdasarkan daya tahan adhesive dapat dibagi menjadi 4 kategori, antar lain:
1. B1/D1
2. B2/D2
3. B3/D3
4. B4/D4
Keterangan : untuk B1/D1 hingga B4/D4 yang membedakan adalah ketahanannya terhadap kerusakan dari panas dan air.
Pada B1 dan B2 merupakan tingkat adhesive standart dengan tingkat ketahannya yang rendah dan biasa digunakan untuk indoor. Pengujian ketahanan yang dilakukan hanya uji bounding saja, contohnya finger joint atau laminasi dilihat seberapa tinggi rekatnya. Berbeda dengan adhesive kategori B3 - B4 memiliki ketahanan yang tinggi. Pengujiannya dilakukan hingga uji oven dan perebusan. Adhesive B3 - B4 diperuntukkan untuk interior dan juga eksterior.
Tahapan aplikasi adhesive:
1. Kadar air dan kelembaban
2. Persiapan bahan : termasuk kerataan benda kerja, kebersihan dari debu dan kotoran
3. Pemilihan waktu yang tepat saat pengeleman : lebih baik dilakukan saat kelembaban rendah
4. Penyimpanan, pencampuran, dan hardener : adhesive mempunyai daya simpan terutama setelah dibuka yaitu 6 bulanan, adhesive juga ada yang berdiri sendiri dan ada yang harus dengan pencampuran
5. Aplikasi lem : melihat karakter lem apakah pengeringan cepat atau tidak, semakin cepat lem mengering artinya penetrasi ke media kerja malah rendah
6. Jangka waktu penekanan
7. Besar Tekanan
8. Suhu dan Temperatur Pengeleman : lebih baik pada suhu ruang kurang lebih 30 derajad celcius
9. Pemeriksaan Hasil Pengeleman : harus mengetahui karakteristik lem yang bagus dan yang kurang bagus. Lem yang bagus saat pengaplikasian harus ada lem yang keluar karena jika tidak ada sisa yang keluar berarti ada permukaan media yang tidak terkena lem.
10. Pembersihan : Sisa lem setelah pengaplikasian harus segera dibersihkan. Pembersihan dapatg menggunakan lap kain yang sudah dibahasin dengan air.
Jenis-Jenis Adhesive yang sering dijumpai di pasar:
1. PVAc / Water based
PVAc termasuk adhesive yang mempunyai beberapa tingkatan mulai dari B1 - B4. Pada produk Presto , PVAc terbagi menjadi 3 produk yaitu PVAc biasa yang termasuk B1, PVAc Alifatik termasuk B2, dan PVAc Crosslinked termasuk B3. Lem PVAc Crosslinked meskipun di branding tahan air sebenarnya hanya menghalau air. Penggunaannya untuk produk-produk yang dekat dengan kelembaban seperti rak handuk, talenan, nampan, jemuran kayu
2. PU
PU termasuk adhesive kategori B4/D4 yang mempunyai ketahahanan yang tinggi. Biasa digunakan untuk merekatkan besi, kayu lembab, kayu kering dan cocok digunakan untuk interior maupun eksterior. Adhesive PU cocok digunakan untuk laminasi namun tidak cocok untuk merekatkan sambugan kontruksi misalnya finger joint , sambungan sudut.
3. Epoxy
Epoxy disebut juga lem dua komponen yang terdiri dari cairan epoxy dan caira hardener. Penggunaannya dengan perbandingan 1 banding 1 takaran berat. Karena keduanya memiliki berat jenis yang berbeda. Jika dilakukan takaran volume akan mendapatkan berat yang berbeda. Takaran epoxy dan hardener harus pas karena jika salah satunya berlebihan atau kekurangan maka lem akan gagal. Misalnya, jika terlalu banyak hardener maka lem akan cepat kering dan menyebabkan crack, dan sebaliknya jika terlalu banyak epoxy akan susah kering dan menjadi lembek. Lem epoxy cocok digunakan untuk kontruksi misalnya tenon mortise, finger joint. Lem epoxy tidak cocok untuk laminasi karena akan menghasilkan lapisan film yang tebal.
4. Contact Adhesive / Solvent Based
Untuk merekatkan material non kayu yang bersifat fleksibel contohnya edging / pinggiran. Penggunaan contact adhesive media yang direkatkan keduanya harus diberikan lem terlebih dahulu dan ditunggu agak kering kurang lebih 15 menit.
5. Cyanoacrylate
Disebut juga super glue karena kecepatan keringnya yang dalam hitungan detik dan kerekatannya yang kuat. Lem jenis cyanoacrylate memiliki keunggulan dalam kecepatan pengeringannya, tapi dari sesi kekuatan lebih rendah dari lem yang lain. Karena semakin cepat lem itu kering, sebenarnya kerekatan lem hingga masuk ke pori-pori media (misal kayu) itu rendah.
Sebenarnya yang lakukan tidak hanya mendengarkan materi namun juga praktik di workshop melakukan perekatan menggunakan lem jenis PVAc dan PU. Dengan melakukan praktik kita dapat mengetahui perbedaan kedua lem tersebut mulai dari warna, keecerean, waktu pengeringan, munculnya foam (buih), dan pada bagian apa lem tersebut cocok diaplikasikan.
Sekian dulu yaa, informasi dasar yang bisa saya berikan tentang Lem/ adhesive. Semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman untuk menambah ilmu pengetahuan..
Sampai jumpa lagi di tulisan saya berikutnya.. :D :D
0 komentar:
Posting Komentar