Senin, 16 April 2018

Kompos Organik

Kompos Sampah Rumah Tangga


      
      Dikutip dari wikipedia, kompos dapat diartikan sebagai hasil penguraian parsial/ tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses di mana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.  Pada dasarnya kompos yang dibuat berasal dari tanaman yangmana tanaman mengandung zat seperti N (nitrogen), P (pospor), K (Kalium), C (carbohidrat), dan H20 (air). Zat-zat tersebut merupakan nutrisi bagi tanaman untuk tumbuh baik. Untuk mendapatkan hasil tanaman yang maksimal kita perlu membagi kompos sesuai kandungan zat nya. Tanaman yang baru tumbuh membutuhkan banyak zat Nitrogen (N). Berbeda dengan tanaman yang sudah besar dan berbuah membutuhkan banyak zat Kalium (K). Oleh karenanya pembuatan kompos dapat kita kategorigan berdasarkan tujuan kita. Misalnya jika jika ingin membuat kompos yang banyak mengandung N makan kita menyiapkan bahan kompos yang mengandung banyak N (Nitrogen) contohnya kacang-kacangan. 

          Bahan pembuatan kompos dapat kita peroleh dari sisa sampah rumah tangga yang dihasilkan tiap hari. Sampah seperti sisa makanan, sisa sayuran, sisa cemilan dan berbagainya asalkan sampah organik. Banyak masyarakat yang masih salah menganggap bahwa  sampah organik asal dibiarkan saja sudah menjadi kompos yang subur. Padahal untuk menjadi kompos sampah harus diberikan perlakuan terlebih dahulu. Proses pendekomposisian sampah organik memerlukan aktivator untuk membantu mempercepat penguraian. Macam mikroorganisme yang berperan dalam penguraian kompos antara lain : Bakteri fotosintetik, bakteri Lactobacillus sp, bakteri Streptomycetes sp, bakteri Ragi (yeast), dan bakteri Actinomycetes.
Dalam pembuatan kompos kita memerlukan alat yang disebut komposter. Komposter adalah alat yang digunakan untuk membuat kompos. Komposter berbentuk ember besar yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk menunjang sampah terdekomposisi dengan baik dan juga alat ini memiliki kemudahan dalam proses memanen kompos. Selain komposter kita juga bisa memakai bahan dari tembikar. Yang perlu diperhatikan dalam proses pengomposan wadah/ tempat ada sirkulasi udara.  Berikut adalah tanahapan membuat kompos: 
1. Sediakan sampah yang akan digunakan sebagai bahan dasar kompos
2.Sediakan komposter atau wadah untuk membuat kompos. Pada contoh ini saya menggunakan sampel komposter
3. Lapiskan daun pisang atau kardus pada dasar komposter
Gambar 1. Komposter
4. Masukan tanah kompos setebal kurang lebih 10cm pada komposter
5. Masukkan sampah sisa rumah tangga
Gambar 3. Sampah sisa sayuran
6. Berikan aktivator.

Gambar 4. Pemberian aktivator

Aktivator dapat menggunakan EM4 atau aktivator bisa kita buat sendiri (tulisan sebelumnya terkait aktivator). Jika sobat menggunakan EM4 untuk hasil yang maksimal EM4 perlu dilarutkan dengan air dan larutan gula. Takaran pengunaan EM4 ialah 1 tutup botol EM4 untuk 20 Lt sampah. Begitupun dengan aktivator alami 20 Lt sampah menggunakan sekitar 10-20 ml.
7.Rutin memasukan sampah ke dalam komposer dan diaduk-aduk setiap pagi hari. Pengadukan jangan sampai batas bawah komposter. Kemudian juga perlu ditambahkan air sedikit untuk menjaga kelembaban sampah
8. Setelah 1 bulan kompos dilapisi tanah kembali dan diberikan aktivator sehingga terdapat dua lapisan.
9. Tunggu hingga 2 bulan hingga kompos matang.
Proses pemanenan kompos dilakukan setelah usia kompos 2 bulan. Pengambilan kompos dapat dilakukan 10 hari sekali dan mampu memanen 2-3 Lt kompos. 

Pemanfaatan kompos digunakan sebagai media tanam. Kompos bisa dijadikan media tanam sayuran, empon-empon, maupun tanaman toga. Bagi sobat petani kompos dapat meningkatkan kesuburan tanah sehingga mengurangi pengunaan pupuk kimia. 






0 komentar:

Posting Komentar