Asia Pasific Rainforest Summit In Yogyakarta
Hasil hutan bukan kayu (HHBK) menurut UU no 41 Tahun 1999 didefinisikan sebagai hasil hutan yang terdiri dari benda-benda hayati yang berasal dari flora-fauna selain itu termasuk juga jasa air, dasar dan manfaat tidak langsung dari hutan. Kemunian HHBK menurut permenhut No.35 tahun 2007 diartikan sebagai hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunannya dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari hutan. Pemanfaatan HHBK yang optimal diharapkan dapat menunjang segi sosial ekonomi masyarakat terutama masyarakat sekitar hutan. Tidak dipungkiri masih banyak masyarakat yang lebih mengutamakan hasil hutan kayu dibanding HHBK karena masih dianggap sebelah mata. Oleh karenanya itu diperlukan upaya, kerja keras dan sosialisasi tingkat tapak menerus guna memstimulasi minat masyarakat hutan untuk melirik hasil hutan bukan kayu. Salah satu produk HHBK milik KPH Yogyakarta ialah minyak atsiri kayu putih. Minyak Kayu putih KPH Yogyakarta merupkan sumber PAD terbesar. Tidak hanya bertahan pada minyak atsiri kayu putih, KPH Yogyakarta melakukan intensifikasi pemanfaatan HHBK. Balai KPH Yogyakarta tengah merintis madu hutan dan ulat sutera. Meskipun masih skala kecil produk madu dan kokon memperlihatkan tahapan yang meningkat. .
Asia Pasific Rainforest Summit merupakan agenda yang
diadakan oleh CIFOR dan Kementrian LHK dalam rangka mendiskusikan arah kebijakan pelestarian hutan hujan tropis di dunia. Tahun ini adalah kali ketiga acara
tersebut diadakan dan diselenggarakan di Provinsi Yogyakarta. Salah satu
rangkaian agenda APRS ialah adanya pameran oleh beberapa instansi lingkup
KLHK. Pameran berlangsung selama 2 hari dari tanggal 23-24 April
2018. Peserta Asia Pasific Rainforest Summit mencakup 40 negara dengan jumlah
peserta kurang lebih 1200 orang. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Yogyaakrta difasilitasi
boothstand untuk menampilkan produk hasil hutan.
Dengan kesempatan tersebut Dinas Kehutanan dan Perkebunan Yogyakarta
mempresentasikan beberapa produk unggulan yang dimiliki. Selain
menyediakan produk HHBK terdapat pula beberapa leflet tentang contoh
pengelolaan hutan di Yogyakarta. Adanya leflet dapat membantu peserta untuk
mendapatkan gambaran tentang pengelolaan hutan di Yogyakarta.
Boothstand Dishutbun Yogyakarta cukup menarik jumlah pengunjung. Mereka tertarik melontarkan beberapa pertanyaan terkait kelola hutan. Adapun
pengunjung yang membeli produk- produk HHBK seperti minyak
kayu putih dan madu. Hasil penjualan dari pameran akan diberikan kepada
kelompok tani hutan binaan dimana produk yang ditampilkan merupakan produksi
dari mereka. Pihak Dishutbun membantu memberikan fasilitasi dalam memperkenalkan
produk kelompok tani binaan ke masyarakat. Keselarasan peran antar stakeholder seperti
yang dilakukan oleh UPT maupun UPTD pemerintah akan mampu meningkatkan pamor
dan nilai jual HHBK dalam membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Gambar 1. BoothStand Dishutbun DIY
Gambar 2. Minyak Kayu Putih
Gambar 3. Madu Hutan
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
BalasHapushanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)