Minggu, 13 Januari 2019

Kelompok Cokelat Pawon Gendhis Kulon Progo Yogyakarta

     Senin 26 November 2018, pagi itu saya diberikan tugas oleh atasan untuk mengumpulkan beberapa sample produk HHBK (hasil hutan bukan kayu) dalam rangka sebagai produk yang akan di pamerkan di acara Anniversary Workshop For Forest Business. Adapun produk HHBKtersebut yaitu kopi, teh, virgin coconut oil, gula semut, dan cokelat. Yang paling menarik adalah saat saya mengunjungi industri rumah tangga yang memproduksi cacao (cokelat). Cacao dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) bernama Pawon Gendis yang berlokasi di Salak Malang, Banjarharjo, Kalibawangm Kulon Progo, Yogyakarta. Berada di rumah kayu yang sangat etnis jawa, saya beserta Ka.Balai BSPMBPTKP dan seorang penyuluh bertemu dengan Mba Tutik selaku ketua KWT Pawon Gendis. KWT Pawon Gendis mendapatkan pendampingan dan bantuan dari Dinas Perkebunan dan kehutanan Yogyakarta dalam mengembangakan produk olahan cacao. Menurut penuturan mba tutik, produk yang dikembangkan dari KWT Pawon Gendis tidak hanya cacao tetapi juga pegagan.
     Pegagan atau Centella asiatica merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di daerah perkebunan, pematang sawah, dan tepi jalan. Pegangan mudah tumbuh di daerah yang teduh dan lembab oleh karenanya tanaman tersebut banyak di temukan di daerah Kulonprogo. Bukan hanya sebagai tanaman liar, pegangan dipercaya bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Manfaat utama dari pegagan mampu meningkatkan fungsi kognitif otak. Pengolahan pegagan menghasilkan produk keripik, varian dalam produk cacao, dan dimanfaatkan sebagai campuran masakan untuk memambah gizi pada sajian makanan.
     Cacao atau Theobroma cacao merupakan tumbuhan yang menghasilkan biji cacao untuk selanjutnya dikenal sebagai cacao (cokelat) yang dapat diturunkan menjadi berbagai jenis olahan makanan. Biji cacao yang diolah oleh KWT Pawon Gendis berasal dari petani cacao daerah Kalibawang. Dengan mengambil biji kakao dari petani sekitar dapat membantu kelestarian pertanian cacao di Kabupaten Kulon Progo. Dalam proses jual beli cacao, mba tutik berani membeli biji dengan harga yang lebih tinggi dari pasaran yaitu Rp 3.500/ kg. Adapun biji yang dibeli harus memenuhi standart kualitas yakni biji telah terfermentasi dan mutu biji baik. Fermentasi atau isolasi biji kakao dilakukan dengan menutup biji di tempat gelap dalam kurun waktu 6 hari. Biji yang telah terfermentasi mempunyai daya tahan simpan lebih lama, aroma cacao lebih kuat, dan mencegah timbulnya jamur. Biji fermentasi kemudian diseleksi berdasarkan mutunya. Biji yang bermutu baik berciri jika dipecah daging biji berwarna cokelat, tekstur daging padat dan terdapat ruang rongga. Jika dirasa daging biji tidak terlalu pahit dan rasa cokelat sangat kuat. Ada juga yang di sebut dengan dark coklat. Dark cokelat sangat familiat di kalangan olehan cokelat dengan ciri khas rasa pahit yang kuat. Di dalam mutu biji, dark coklat sebenarnya masuk dalam mutu tidak baik. Dark coklat dikelola sedemikian rupa marketingnya sehingga nilai jual nya meningkat.
     KWT Pawon Gendhis sudah cukup menjangkau pasar cokelat di Kabupaten Kulon Progo. Media promosi yang digunakan sudah berbasis sosial media. Selain itu mereka juga menjalin kerjasama dengan komunitas-komunitas lokal seperti komunitas seni, komunitas travel, dan komuni Event Organizer (EO). KWT Pawon Gendhis menjadi contoh dari kelompok masyarakat yang telah mengaplikasikan konsep pengembangan hasil alam tanaman perkebunan. Dampak ekonomi jelas terlihat dari meningkatnya pendapatan anggota kelompok, meningkatnya pendapatan bagi petani kakao, kunjungan studi cacao ke Kabupaten Kulon Progo. Dampak sosial terlihat dari adanya tambahan lapangan pekerjaan bagi anggota kelompok yang sebelumnya adalah ibu rumah tangga dan petani, membuka akses bagi masyarakat lain untuk ikut menggeluti usaha yang telah dijalankan KWT Pawon Gendhis (misalnya meningkatnya pemproduksi olahan dari pegagan). Dampak ekologi jelas membantu kelestarian tanaman cacao dimana semakin luas pasaran produksi olahan cacao berarti tanaman cacao yang dibudidayakan akan semakin banyak pula.
Continue reading Kelompok Cokelat Pawon Gendhis Kulon Progo Yogyakarta

Rabu, 28 November 2018

Beeswax atau Lilin Lebah

     Hai sahabat pembaca blog tehdanubi.blogspot apakah sahabat sudah pernah mendengar beswax atau lilin lebah. Mungkin sebagian besar dari sahabat ada yang sudah familiar ada yang masih awam yaa...
     Pada tulisan-tulisan sebelumnya telah membahas seputaran budidaya lebah dan madu. Naah.,.beeswax atau dikenal dengan lilin lebah juga merupakan produk yang dihasilkan oleh lebah madu. Perlu diketahui beeswax memiliki tinggi manfaat loo... :) :)
     Beeswax atau lilin lebah sudah dimanfaatkan oleh manusia dari jaman dahulu kala. Fakta tersebut didukung dengan ditemukannya kandungan beeswax pada makan firaun, runtuhan romawi kuno, dan kapal bangsa veking..Waaah..itu kan sudah ribuan tahun yang lalu yaa,,
     Pada tulisan kali ini saya akan membahas sedikit tentang beeswax atau lilin lebah. Beeswax adalah polimer yang dibentuk oleh lebah dan merupakan pondasi dalam pembuatan sarang lebah. Untuk memperoleh beeswax dapat dilakukan dengan cara mengekstrasinya. Proses ekstrasi melalui perebusan kemudian penyaringan untuk membuah kotoran-kotoran. Cairan lilin lebah kemudian didiamkan di sebuah wadah dan kemudian akan diperoleh endapan lilin nya. Jika dirasa endapan lilin masih kotor dapat dilakukan perebusan dan penyaringan ulang seperti tahapan pertama. 

     Sangat sederhana sekali dalam membuat beeswax bukan..?? :). Beeswax sudah siap untuk diolah menjadi bahan campuran aneka produk. 
     Fungsi utama dari beeswax atau lilin lebah sebagai pelembab. Oleh karenanya besswax digunakan sebagai bahan utama pelembab kulit dan bahan di industri kosmetik maupun skincare. Selain itu beeswax juga dimanfaatkan dalam industri obat-obatan, industri kayu lapis, ecoliving dan lain-lainnya. Beeswax juga mempunyai harga jual yang lumayan looh, harga perkilonya mampu mencapai diatas harga 100 ribu rupiah. Jika sobat adalah wanita yang suka berbau DIY, beeswax dapat digunakan untuk membuat lip balm handmade maupun kain penyimpan makanan. 
     Untuk membuat lipbalm handmade yang perlu disiapkan adalah beeswax, minyak kelapa, lipstik sebagai pemberi warna, vitamin e cair, dan kontainer. Sobat cukup larutkan beeswax ke dalam mangkok kaca yang dimasukan ke dalam rebusan air. Tunggu hingga beeswax mencair. ambil cairan beeswax dan campurkan dengan minyak kelapa, lipstik, dan vitamin e. Setelah semua tercampur rata masukan cairan lip balm ke dalam kontainer mini dan tunggu hingga cairan tersebut mengering. Lip balm handmade sudah bisa sobat gunakan. Mudah bukan membuatnya.. :) :)
Yang kedua yaitu membuat kain penyimpan makanan (Beeswax wrap). Sangat mudah sekali membuatnya. Siapkan kain katun berukuran 30cm x30 cm atau ukuran sesuai selera. Kemudian gosokan secara merata beeswax ke permukaan kain bolak-balik. Kemudian jemur kain hingga kering. Kain berlapis beeswax akan kedap air dan kedap udara selain itu anti bakteri. Pembersihan beeswax wrap sangat sederhana yaitu dengan membersihkannya dengan air mengalir. Penggunaan kain beeswax (besswax wrap) untuk meminimalisir penggunaan plastik dan sabun kimia.
    Naah.... sobat sudah tau kan sedikit pengetahuan seputaran beeswax atau lilin lebah. Jika sobat seorang pelaku budidaya lebah, sisa sarang lebah harusnya dimanfaatkan yaa jangan dibuang. Ataupun sobat pembaca yang mempunyai keluarga ataupun tetangga yang melakukan budiaya lebah dan mengetahui sarang sisa madu nya dibuang. Sobat bisa meminta nya atau membelinya untuk dimanfaatkan menjadi produk turunan besswax atu lilin lebah. Selamat mencoba :) :)
Dokumentasi
Gambar 1. Handmade lip balm


Gamabr 2. Handmade Lip Balm



Gambar 3. Beeswax Wrap


Gambar 4. Beeswax Wrap









Continue reading Beeswax atau Lilin Lebah

Senin, 29 Oktober 2018

Partisipasi Stand “Mitra KPH Yogyakarta” dalam Festival KPH Dan PUSAKA Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di DI. Yogyakarta

     Kemeterian lingkungan hidup dan kehutanan telah menyelenggarakan acara tingkat nasional yang bertema Festival KPH dan Pemeran Usaha Kehutanan (PUSAKA). Acara tersebut berlangsung selama dua hari dari tanggal 28-29 September 2018. Lokasi acara berada di kawasan hutan KPH Yogyakarta, tepatnya di Blok Sudimoro III RPH Mangunan, BDH Kulonprogo-Bantul atau yang lebih dikenal sebagai Hutan Pinus Mangunan. Peresmian acara Festival KPH dan PUSAKA dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi. Beliau memberikan ulasan dan motivasi terkait luasnya potensi di industri sektor kehutanan. Presiden jokowi juga menekankan bahwa pengembangan sektor kehutanan harus melibatkan pemberdayaan masyarakat. Apa yang telah disampaikan oleh Presiden Jokowi selaras dengan tujuan utama terselenggarannya festival KPH dan Pusaka yaitu sebagai sarana untuk menampilkan produk-produk unggulan KPH Produksi berbasis pemberdayaan masyarakat.
     Sebagai tuan rumah  Dinas Kehutanan dan Perkebunan Yogyakarta ikut berpartisipasi dengan menampilkan  produk-produk HHBK yang dikelola melalui pemberdayaan masyarakat. "Mitra KPH Yogyakarta" begitulah nama stand yang diusung. Di dalam stand "Mitra KPH Yogyakarta" dapat di temui beragam produk unggulan baik kehutanan maupun perkebunan. Untuk menarik perhatian pengunjung, "Mitra KPH Yogyakarta" menyajikan konsep Cafe.  Pada stand KPH disediakan meja dan kursi yang nyaman sebagai tempat bersantai para pengunjung. Yang lebih menarik adalah disajikannya makanan dan minuman pada gerobak angkringan. Pengunjung dapat menikmati cemilan "ndeso" seperti kacang sangrai, ubi rebus, jagung rebus dan pisang rebus. Cemilan "ndeso" tersebut disuguhkan gratis untuk dinikmati oleh pengunjung. Untuk melengkapi syahdunya suasana di bawah tegakan pinus disertai pula minuman kopi, teh dan cokelat.
     Produk yang ditampilkan dalam stand "Mitra KPH Yogyakarta " didominasi oleh produk hasil hutan bukan kayu (HHBK). Beberapa produk tersebut antara lain: minyak kayu putih, madu klanceng (Apis trigona), madu kayu putih (Apis cerana), aneka jamu instan (jahe, temulawak, kunyit), facial cocoon ulat sutera, aneka teh (teh hitam, teh hijau, teh putih, teh murbei), aneka olahan cokelat (minuman cokelat, dodol cokelat, pisang cokelat) minyak goreng kelapa, mete, topeng kayu dan souvenir dari kayu lainnya. Stand "Mitra KPH Yogykartya" juga mendatangkan pelaku usaha yang berkenaan langsung dengan produk yang dihasilkannya. Pelaku usaha dapat mempromosikan produknya sendiri serta pengunjung dapat memperoleh informasi yang detail dari produk yang diminati.
     Selama acara PUSAKA berlangsung, wisata Hutan Pinus Pangunan tetap dibuka untuk umum. Pengunjung wisata dapat dengan mudah mengakses lokasi PUSAKA yang telah diarahkan sedemikianrupa untuk menarik perhatian pengunjung. Arus pengunjung di Stand "Mitra KPH Yogyakarta" dapat dikatakan bagus. Terlihat dari beberapa produk yang habis terjual. Diselenggarakannya kegiatan PUSAKA sangat membantu dalam promosi produk-produk kehutanan kepada masyarakat umum. Produk-produk HHBK maupun HHBK serta turunannya dapat lebih dikenal bahkan dapat dikonsumsi rutin oleh masyarakat Indonesia.


Dokumentasi

Foto 1


Foto 2


 Foto 3

Foto 4


Foto 5


Foto 6



Continue reading Partisipasi Stand “Mitra KPH Yogyakarta” dalam Festival KPH Dan PUSAKA Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di DI. Yogyakarta

Kamis, 18 Oktober 2018

Kepayang (Pangium edule) : Produk Turunan Olahan Buah Kepayang

Konten blog kali ini saya akan bercerita tentang salah satu produk HHBK yang saya jumpai saat berada di Festival KPH di Yogyakarta. Festival KPH sendiri merupakan festival nasional dengan mengangkat tema produk-produk hasil hutan dari KPH Produksi di Indonesia. Singkat cerita, saat itu saya berkunjung ke stand BPHP Wil.IV Jambi. Disana saya disambut dengan baik dan diperkenalkan beberapa produk HHBK. Salah satu produk HHBK yang saya temui adalah produk turunan dari Buah Kepayang/ Kluwek. KPH Limau Unit 7 Sorolangun memproduksi produk turunan buah kepayang menjadi sabun mandi, sabun wajah, body lotion dan minyak goreng. Saya sangat senang akan produk tersebut karena buah kepayang/ kluwek yang saya ketahui pemanfaatannya hanya sebatas sebagai bumbu masakan. PErwakilan KPH Limau Unit 7 Soronlangun menjelaskan bahwa buah kepayang atau yang dikenal dengan nama ilmiah Pangium edule banyak tumbuh di daerah Sumatera. Sebagai salah satu tupoksi dari KPH Produksi yaitu dapat mengeskplore hasil hutan di wilayah ampuannya. Berbekal inovasi dan kerja keras team maka terciptalah produk turunan dari buat kepayang/ kluwek tersebut.
Oleh KPH Limau unit 7 Sorolangun yang baik hati :),  saya diberikan 2 botol sabun badan, 1 botol lotion dan 1 botol minyak goreng. Saya sangat senang sekali bisa mencoba produk kecantikan berbahan dasar alami. Tentunya pasti akan saya pakai. Saya akan mencoba mereview terhadap produk sabun dan lotion yang sudah saya pakai:
1. Sabun Badan Buah Kepayang atau Kluwek
Sabun badan buah kepayang yang saya pakai berukuran 100ml dengan varian jeruk dan apel yang dibandrol dengan harga Rp 25.000,-. Pertama saya pakai untuk mandi yang saya koreksi adalah wangi sabunnya. Berbeda dengan sabun mandi yang ada di pasaran, sabun kepayang memiliki bau yang tidak menyengat dan dapat dikatakan tidak wangi. Tapi saya tidak terlalu menghiraukannya karena sabun ini adalah alami, wajar jika tidak sewangi sabun di pasaran. Kemudian sabun kepayang tidak mengeluarkan banyak buih. Hal tersebut menandakan bahwa sabun kepayang tidak mengandung banyak bahan kimia seperti sodium lauryl sulfate. Bagi kebanyakan orang jika sabun tidak berbuih seperti tidak puas kalau mandi. Begitupun dengan saya, saya menggunakan sabun kepayang lebih banyak daripada saya memakai sabun di pasaran. Oleh karenanya sabun jadi cepat habis. Tapi sekali lagi perlu diingat , sabun kepayang adalah alami jadi wajar jika meminimalisir penggunaan bahan kimia. Terakhir yg saya review adalah hasil penggunaan sabun kepayang terhadap kulit saya. Pemakaian sabun kepayang memberikan efek keset dan kering pada kulit saya. Sabun badan di pasaran juga memberikan efek kering di kulit dan seringkali meninggalkan bekas sabun saat selesai mandi (saat badan sudah kering kemudian kulit digaruk pakai kuku akan muncul putih seperti sisa sabun, jadi harus banyak membilas badan jika menggunakan sabun pasaran). Saat menggunakan sabun kepayang, meskipun memberikan efek keset tapi tidak meninggalkan sisa sabun dan mudah sekali dibersihkan. Selain itu sabun kepayang memberikan efek kenyal di kulit. Sabun kepayang tersebut juga mengandung antiseptik yang dapat membantu membersihkan kuman-kuman di badan. Jadi menurut saya, sabun kepayang sangat recommended untuk dipakai..:D :D
2. Body Lotion Kepayang atau Kluwek
Bodylotion yang saya miliki berukuran 100ml dan dibandrol dengan harga Rp 25.000,-. Lotion kepayang berwarna putih dah berteksur padat. Tektur lotion kepayang sangat berbeda dengan lotion pasaran yang umumnya yang jauh lebih cair dan lebih lembut. Bau dari lotion kepayang sangat khas dan masih membawa wangi alami dari buah kepayang. Sekali lagi saya tekankan jika produk turunan kepayang memiliki bau yang khas dan tidak sewangi produk pasaran. Penggunaan lotion dapat diusapkan ke bagian kaki dan tangan maupun telapak kaki dan telapak tangan. Sebelumnya saat saya memberikan review dari sabun kepayang yang memberikan efek keset dan kenyal maka untuk lotion kepayang memberikan efek yang berminyak. Lotion kepayang sangat cocok untuk melembabkan kulit namun tidak membuat kulit menjadi lepek. Saya mengaplikasikan lotion kepayang cukup pada telapak tangan dan bagian punggung kaki dan tumit. Lotion kepayang lebih saya fungsikan sebagai handcream daripada lotion badan. Saya mempunyak kulit tangan yang kering terutama di pinggiran kuku yang sering mengelupas apalagi jika bekerja dibawah AC akan membuat kulit saya lebih kering lagi. Begitu pula dengan bagian kaki, saya aplikasikan ke punggung kaki dan tumit kaki untuk menghaluskan bagian yang kering. Sama seperti saya, ibu saya pun mempunyai kulit tangan yang jauh lebih kering dan mudah mengelupas dan kadang hingga terluka karena dikopek-kopek. Sewaktu saya pulang ke rumah, lotion kepayang saya berikan ke ibu saya dan ternyata beliau sangat cocok. Sekarang beliau selalu bawa lotion tersebut dan memakainya rutin. Dari hasil pamakaian lotion kepayang, menurut saya sangat recomended dan patut dicoba oleh teman-teman.. :D :D
     Produk turunan buah kepayang/ kluwek merupakan satu dari sekian banyak potensi hasil hutan bukan kayu yang masih perlu diekplore lagi. Masalah yang seringkali timbul terhadap produk baru HHBK adalah pasar dan pemasarannya. Pemasaran produk turunan buah kepayang masih sangat terbatas. Biasanya produk tersebut di display saat ada pemeran. Oleh karena itu, kita harus membantu memberikan apresiasi terhadap produk alami dan lokal dan juga mengonsumsinya. Saat pasar sudah di dapat dan didukung pemasaran yang baik maka akan membantu meningkatkan produksi produk buah kepayang. Jika produksi naik akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani maupun masyarakat yang terlibat dalam produksi produk turunan buah kepayang. Disamping itu pula, pohon kepayang (Pangium edule) yang temasuk langka setelah dikenal manfaatnya yang melimpah akan membatu dalam meningkatkan pelestarian pohon tersebut.

NB : Untuk mendapatkan produk kepayang dapat menghubundi medsos Instagram ____> https://www.instagram.com/kphplimauunit7sarolangun/?hl=id 
:D :D

Dokumentasi


Foto 1. Stand BPHP Wil IV Jambi




Foto 2. Sabun Badan Kepayan Varian Jeruk


Gambar 3. Macam Produk Turunan Buah Kepayang


Gambar 4. Macam Produk Turunan Buah Kepayang
Continue reading Kepayang (Pangium edule) : Produk Turunan Olahan Buah Kepayang

Selasa, 16 Oktober 2018

Sekilas Tentang Budidaya Ulat Sutera (Bombyx mori)

Persuteraan alam merupakan rangkaian yang panjang dimulai budidaya murbei sebagai sumber pakan, budidaya ulat sutera, penanganan pascapanen kokon menjadi benang hingga pemasaran kain sutera. Tujuan utama dalam kegiatan persuteraan alam adalah memberikan nilai jual pada hasil hutan bukan kayu dari kokon yang dihasilkan oleh ulat sutera. Menurut Peraturan Menteri Kehutanan No. 35 Tahun 2007, Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidayanya kecuali kayu yang berasal dari hutan. Indonesia merupakan lokasi yang ideal untuk membudidayakan ulat sutera karena keadaan alam yang cocok bagi pertumbuhan ulat sutera dan sumber pakannya yaitu murbei. Guna menjamin keberhasilnya budidaya ulat sutera, ada tiga point penting yang diperhatikan, yaitu:
1. Tersedianya sumber pakan yang cukup dari segi kualitas dan kuantitas
Daun Murbei dikenal sebagai sumber pakan utama bagi ulat sutera. Murbei (Morus sp) mempunyai nama daerah seperti kerta, kitau (sumatera), murbai, besaran (Jawa), sangya (Cina). Tanaman murbei dapat tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 mdpl dan mendapatkan cukup sinar matahari. Tanaman murbei tumbuh relatif besar dengan ketinggian mampu mencapai 9-10m dan diameter 0.5cm. Umur produktif dari tanaman ini mampu mencapai 25 tahun. Berikut adalah klasifikasi tanaman murbei:
Kingdom : Plantae
Ordo : Rosales
Family : Moraceae
Genus : Morus
Species : Morus Alba
Untuk mendapatkan kualitas daun murbei dengan mutu baik dan tahan penyakit Balai Litbang LHK telah menghasilkan beberapa jenis murbei yang baik antara lain: Morus alba var . Kanva-2, Morus multicaulis, Morus cathayana, Morus alba var. Kokuso serta suli 01. Tanaman murbei dapat diberbanyak melalui stek batang. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan pemupukan, pendangiran, pengendalian hama penyakit serta pemangkasan. Sebelum dilakukan budidaya ulat sutera terlebih dahulu disiapkan kuantitas murbei yang mampu mencukupi kebutuhan pakan ulat. 
2. Ketersediaan Telur Ulat Sutera
Ulat sutera dikenal sebagai serangga yang mampu menghasilkan benang sutera. Benang sutera kemudian dipintal untuk mendapatkan kain sutera dengan kualitas ekslusive. Menurut kebiasaan hidupnya, ulat sutera dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : (1) ulat sutera liat yang hidupnya berada di alam bebas, (2) ulat sutera budidaya yang hidupnya di alam ruangan yang sudah dikondisikan. Ulat sutera yang lazim di budidayakan adalah jenis Bombyx mori. 
Klasifikasi Bombyx mori
Kingdom   : Animalia
Filum        : Arthropoda
Kelas        : Insecta
Ordo         : Lepidoptera
Famili       : Bombycidae
Genus       : Bombyx
Species     : Bombyx mori
Dalam rangka mendunkung keberhasilan pengokonan ulat dan kualitas benang maka dibutuhkan bibit ulat sutera yang unggul. Balai Pengembangan dan Penelitian telah mengusahakan dalam menciptakan jenis ulat yang unggul. Saat ini bibit ulat sutera yang dihasilkan Hibrid PS.01 yang merupakan penyempurnaan dari bibit sebelumnya yaitu Hibrid BS-08 dan BS-09. Hibrid PS 01 dilepas berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 794/Menhut-II/2013 pada tanggal 13 November 2013. Bibit ulat sutera unggul tersebut diperoleh dari hasil persilangan antara ras jepang (betina) dan ras cina (jantan).
3. Teknik Persiapan dan Pemeliharaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan dan pemeliharaan ulat sutera antara lain:
  a. Ruang pemeliharaan
Agar pemeliharaan dapat berhasil, sebaiknya ulat kecil dipelihara dalam ruangan khusus yang disebut dengan bangunan Unit Pemeliharaan Ulat Kecil (UPUK) dimana kondisi pemeliharaan seperti temperatur, kelembaban, cahaya dan aliran udara dapat diatur.
b.     Peralatan dan bahan pemeliharaan
Peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan dalam pemeliharaan ulat kecil antara lain adalah : sasag atau kotak pemeliharaan dari kayu berserta rak, keranjang daun, gunting stek, pisau, perajang daun, ember dan baskom plastik, jaring ulat, ayakan plastik,  sumpit bambu, bulu ayam yang bersih, kain blacu, kertas alas, kertas paraffin atau kertas minyak, sapu, sikat, lap tangan, kapur dan kaporit.
c.   Pembersihan serta desinfeksi ruang peralatan pemeliharaan
Ruangan pemeliharaan ulat kecil harus betul-betul bersih karena ulat kecil sangat peka terhadap kuman penyakit dan ketika ulat kecil terserang kuman, maka hasil kokon tidak dapat diharapkan. Bibit penyakit hidup tersebar di dalam dan di luar ruang pemeliharaan, alat-alat pemeliharaan, sisa-sisa makanan ulat, kotoran ulat dan pada ulat yang mati. Melindungi ulat sutera dari serangan penyakit merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan pemeliharaan ulat kecil. 
d. Tenaga pemeliharaan
Tenaga kerja merupakan faktor yang cukup penting dalam keberhasilan ulat sutera. Tenaga pemeliharan ulat sutera umumnya dalah petani beserta keluarganya. Tenaga pemeliharaan sebaiknya pada rentang umur yang masih muda . Pada dasarnya pemeluharaan tidak susah tapi membutuhkan ketelitian dan ketelatenan. Secara garis besar kebutuhan tenaga kokon menurut jumlah ulat yang dipelihara adalah sebagai berikut:
No
Jumlah ulat yang dipelihara (boks)
Tenaga yang dibutuhkan (orang)
1
0.5 – 1
2
2
1.5 – 2
3
3
2.5 - 3
4-5
catatan: 1 boks berisi kurang lebih 20.000 telur
e. Pemesanan Ulat Sutera
Pemeliharaan ulat sutera membutuhkan perhitungan waktu yang harus matang. Faktor yang diperhatikan adalah ketersediaan pakan. Sehingga saat telur ulat datang, kondisi stok daun di kebun murbei harus mampu mencukupi. Pada waktu memelihara ulat, petani dapat memesan telor ulat kepada produsen telur selambat-lambatnya 2 minggu sebelum pelaksanaan pemeliharaan ulat dimulai. Pemesanan bibit harus disesuaikan dengan rencana permulaan pemeliharaan ulat (hakitate), agar bibit dapat diterima paling lambat 3 – 5 hari sebelum menetas. Dalam pengangkutan sebaiknya bibit/telur dibungkus dengan bahan yang cukup basah dan tidak terkena sinar matahari langsung. Sebaiknya pengangkutan dilakukan pada pagi hari atau sore hari.

Sumber :

http://www.forda-mof.org/files/seri_iptek_5-topik_4.pdf
http://www.forda-mof.org/index.php/berita/post/2702
Andadari, Lincah dan Tri Ramhawati. 2017. Pemeliharaan Ulat Sutera. Badan Penelitian,  Pengembangan dan Inovasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan. Bogor


Continue reading Sekilas Tentang Budidaya Ulat Sutera (Bombyx mori)