Selasa, 16 Oktober 2018

Sekilas Tentang Budidaya Ulat Sutera (Bombyx mori)

Persuteraan alam merupakan rangkaian yang panjang dimulai budidaya murbei sebagai sumber pakan, budidaya ulat sutera, penanganan pascapanen kokon menjadi benang hingga pemasaran kain sutera. Tujuan utama dalam kegiatan persuteraan alam adalah memberikan nilai jual pada hasil hutan bukan kayu dari kokon yang dihasilkan oleh ulat sutera. Menurut Peraturan Menteri Kehutanan No. 35 Tahun 2007, Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidayanya kecuali kayu yang berasal dari hutan. Indonesia merupakan lokasi yang ideal untuk membudidayakan ulat sutera karena keadaan alam yang cocok bagi pertumbuhan ulat sutera dan sumber pakannya yaitu murbei. Guna menjamin keberhasilnya budidaya ulat sutera, ada tiga point penting yang diperhatikan, yaitu:
1. Tersedianya sumber pakan yang cukup dari segi kualitas dan kuantitas
Daun Murbei dikenal sebagai sumber pakan utama bagi ulat sutera. Murbei (Morus sp) mempunyai nama daerah seperti kerta, kitau (sumatera), murbai, besaran (Jawa), sangya (Cina). Tanaman murbei dapat tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 mdpl dan mendapatkan cukup sinar matahari. Tanaman murbei tumbuh relatif besar dengan ketinggian mampu mencapai 9-10m dan diameter 0.5cm. Umur produktif dari tanaman ini mampu mencapai 25 tahun. Berikut adalah klasifikasi tanaman murbei:
Kingdom : Plantae
Ordo : Rosales
Family : Moraceae
Genus : Morus
Species : Morus Alba
Untuk mendapatkan kualitas daun murbei dengan mutu baik dan tahan penyakit Balai Litbang LHK telah menghasilkan beberapa jenis murbei yang baik antara lain: Morus alba var . Kanva-2, Morus multicaulis, Morus cathayana, Morus alba var. Kokuso serta suli 01. Tanaman murbei dapat diberbanyak melalui stek batang. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan pemupukan, pendangiran, pengendalian hama penyakit serta pemangkasan. Sebelum dilakukan budidaya ulat sutera terlebih dahulu disiapkan kuantitas murbei yang mampu mencukupi kebutuhan pakan ulat. 
2. Ketersediaan Telur Ulat Sutera
Ulat sutera dikenal sebagai serangga yang mampu menghasilkan benang sutera. Benang sutera kemudian dipintal untuk mendapatkan kain sutera dengan kualitas ekslusive. Menurut kebiasaan hidupnya, ulat sutera dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : (1) ulat sutera liat yang hidupnya berada di alam bebas, (2) ulat sutera budidaya yang hidupnya di alam ruangan yang sudah dikondisikan. Ulat sutera yang lazim di budidayakan adalah jenis Bombyx mori. 
Klasifikasi Bombyx mori
Kingdom   : Animalia
Filum        : Arthropoda
Kelas        : Insecta
Ordo         : Lepidoptera
Famili       : Bombycidae
Genus       : Bombyx
Species     : Bombyx mori
Dalam rangka mendunkung keberhasilan pengokonan ulat dan kualitas benang maka dibutuhkan bibit ulat sutera yang unggul. Balai Pengembangan dan Penelitian telah mengusahakan dalam menciptakan jenis ulat yang unggul. Saat ini bibit ulat sutera yang dihasilkan Hibrid PS.01 yang merupakan penyempurnaan dari bibit sebelumnya yaitu Hibrid BS-08 dan BS-09. Hibrid PS 01 dilepas berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 794/Menhut-II/2013 pada tanggal 13 November 2013. Bibit ulat sutera unggul tersebut diperoleh dari hasil persilangan antara ras jepang (betina) dan ras cina (jantan).
3. Teknik Persiapan dan Pemeliharaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan dan pemeliharaan ulat sutera antara lain:
  a. Ruang pemeliharaan
Agar pemeliharaan dapat berhasil, sebaiknya ulat kecil dipelihara dalam ruangan khusus yang disebut dengan bangunan Unit Pemeliharaan Ulat Kecil (UPUK) dimana kondisi pemeliharaan seperti temperatur, kelembaban, cahaya dan aliran udara dapat diatur.
b.     Peralatan dan bahan pemeliharaan
Peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan dalam pemeliharaan ulat kecil antara lain adalah : sasag atau kotak pemeliharaan dari kayu berserta rak, keranjang daun, gunting stek, pisau, perajang daun, ember dan baskom plastik, jaring ulat, ayakan plastik,  sumpit bambu, bulu ayam yang bersih, kain blacu, kertas alas, kertas paraffin atau kertas minyak, sapu, sikat, lap tangan, kapur dan kaporit.
c.   Pembersihan serta desinfeksi ruang peralatan pemeliharaan
Ruangan pemeliharaan ulat kecil harus betul-betul bersih karena ulat kecil sangat peka terhadap kuman penyakit dan ketika ulat kecil terserang kuman, maka hasil kokon tidak dapat diharapkan. Bibit penyakit hidup tersebar di dalam dan di luar ruang pemeliharaan, alat-alat pemeliharaan, sisa-sisa makanan ulat, kotoran ulat dan pada ulat yang mati. Melindungi ulat sutera dari serangan penyakit merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan pemeliharaan ulat kecil. 
d. Tenaga pemeliharaan
Tenaga kerja merupakan faktor yang cukup penting dalam keberhasilan ulat sutera. Tenaga pemeliharan ulat sutera umumnya dalah petani beserta keluarganya. Tenaga pemeliharaan sebaiknya pada rentang umur yang masih muda . Pada dasarnya pemeluharaan tidak susah tapi membutuhkan ketelitian dan ketelatenan. Secara garis besar kebutuhan tenaga kokon menurut jumlah ulat yang dipelihara adalah sebagai berikut:
No
Jumlah ulat yang dipelihara (boks)
Tenaga yang dibutuhkan (orang)
1
0.5 – 1
2
2
1.5 – 2
3
3
2.5 - 3
4-5
catatan: 1 boks berisi kurang lebih 20.000 telur
e. Pemesanan Ulat Sutera
Pemeliharaan ulat sutera membutuhkan perhitungan waktu yang harus matang. Faktor yang diperhatikan adalah ketersediaan pakan. Sehingga saat telur ulat datang, kondisi stok daun di kebun murbei harus mampu mencukupi. Pada waktu memelihara ulat, petani dapat memesan telor ulat kepada produsen telur selambat-lambatnya 2 minggu sebelum pelaksanaan pemeliharaan ulat dimulai. Pemesanan bibit harus disesuaikan dengan rencana permulaan pemeliharaan ulat (hakitate), agar bibit dapat diterima paling lambat 3 – 5 hari sebelum menetas. Dalam pengangkutan sebaiknya bibit/telur dibungkus dengan bahan yang cukup basah dan tidak terkena sinar matahari langsung. Sebaiknya pengangkutan dilakukan pada pagi hari atau sore hari.

Sumber :

http://www.forda-mof.org/files/seri_iptek_5-topik_4.pdf
http://www.forda-mof.org/index.php/berita/post/2702
Andadari, Lincah dan Tri Ramhawati. 2017. Pemeliharaan Ulat Sutera. Badan Penelitian,  Pengembangan dan Inovasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan. Bogor


1 komentar:

  1. AJO_QQ poker
    kami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
    Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
    di sini kami menyediakan 7 permainan dalam 1 aplikasi
    - play aduQ
    - bandar poker
    - play bandarQ
    - capsa sunsun
    - play domino
    - play poker
    - sakong
    di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
    Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
    withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
    menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
    Permanent (acak) | pin bb : 58cd292c "

    BalasHapus