Senin, 22 Januari 2024

Belajar Partikel Board Di PT XYZ Indonesia

 Hai,.teman-teman pembaca blog tehdanubi,.Sekarang saya ada topik lagi untuk ditulis..hehe..
Jadi beberapa waktu kemarin, saya berkunjung ke PT XYZ Indonesia. Apakaha dari kalian, ada yang udh berkunjung kesana? atau udah familiar mendengar kata rimba partikel??
Naah,..untuk lebih jelasnya sya akan sedikit bercerita di artikel ini.

    Semua manusia pasti tau yang namanya kayu. Ya, benar..kayu merupakan bahan alamiah yang diperoleh dari pohon. Kayu sudah sangat dekat dengan kehidupan manusia sejak dahulu kala. Dimulai untuk bahan bakar, kontruksi, peralatan rumah tangga, dan lainnya. Keberadaan kayu ini sangat bergantung pada jumlah pohon. Semakin banyak jumlah pohon maka semakin banyak pula kayu yang bisa didapatkan. Namun, seiring berjalananny zaman..Banyak area hutan yang dikonversi sehingga hutan semakin berkurang. Selain itu, masyarakat yang dulunya mempunyai lahan yang luas dan bisa ditanami banyak tanaman sekarang beralih fungi menjadi pabrik atau perumahan.
    Oleh karena itu, terjadilah pergeseran dari budaya penggunaan kayu solid ke kayu olahan. Kayu olahan memang tidak sekuat, seawet dan secantik kayu solid. Tapi kayu olahan memiliki beberapa keunggulan salah satunya lebih efektif dari segi ukuran, lebih murah, dan lebih mudah diperoleh.
Kayu olahan sendiri banyak sekali macamnya. Salah satu contoh kayu olahan adalah papan partikel atau bisa disebut particle board
    Di Indonesia, penggunaan partikel board sudah cukup familiar dan sering digunakan sebagai pengganti kayu solid sebagai bahan furnitur. Salah satu industri yang menghasilkan kayu olahan yaitu PT XYZ. Industri ini terletak di kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah.  PT XZ mulai dibangun pada awal tahun 1990 dengan tujuan awal yaitu mengelola limbah kayu industri dari PT Kayu Lapis Indonesia. Dahulu kala PT KLI mempunyai permasalahan dalam pengolahan limbah kayunya. Meskipun limbah kayu digunakan sebagai bahan bakar kembali, namun masih banyak limbah kayu yang tidak digunakan. Sehingga muncul pemikiran untuk membangun industri mengelola limbah tersebut. PT XYZ merupakan join system dimana 50% saham dari PMA (Sumitomo Group) dan PT Kayu Lapis Indonesia. Limbah dari KLI diolah dan dijadikan produk bernama papan partikel.

Papan partikel adalah suatu proses rekontruksi dari suatu bahan (kayu/ wood) yang dirubah menjadi suatu produk berupa papan (board), dimana hasilnya diperoleh dengan menambahkan resin sintetis. Papan partikel terdiri dari 3 lapisan yaitu:

  • Surface layer 1 (SL 1)
  • Core layer (CL
  • Surface layer 2 (SL 2)

Gambar 1. Papan Partikel

Gambar 2. Produk baru PT XYZ- Melamine Faced Chipboard

Bahan utama pembuatan papan partikel adalah kayu. Kayu yang digunakan di PT XYZ berasal dari 5 sumber yang antara lain:
  1. Kayu Campur, merupakan potongan dari berbagai jenis pohon. Kayu campur ini masih bentuk kayu gelondongan. Penggunaan kayu campur ini terkait kepadatan (density) dari produk papan partikel. Kayu campur diperoleh dari perhutani, hutan rakyat maupun kayu-kayu lainnya. Contoh jenis kayu adalah mangga, gmelina, kolobin (trembesi), dan lain-lainnya.
  2. Kayu Sebetan (limbah basah), merupakan potongan kayu bagian luar dari industri dan masih terdapat kulit kayu. Kayu sebetan diperoleh dari limbah industri kayu
  3. Kayu Industri (limbah kering), merupakan sisa potongan yang tidak terpakai atau rusak dari produksi industri kayu. Potongan kayu biasanya sudah kering.
  4. Kayu Karet, merupakan kayu potong dari pohon karet. Kayu karet ini mengandung getah karet. Kayu karet diperoleh dari PTPN maupun pengepul kayu.
  5. Kayu Veneer, merupakan sisa potongan kayu dari industri veneer. Potongan kayu biasanya tipis dan panjang. 

Gambar 3. Konsumsi Bahan Kayu Untuk Papan Partikel di PT XYZ

Keterangan:

  1. Chipping merupakan suatu proses merubah limbah kayu (wood waste) menjadi ukuran lebih kecil (chip) dengan menggunakan mesin chipper. Melalui proses chipping akan menghasilkan ukran chip < 5 cm. Mesin chipper yang digunakan diantaranya: pallman, veco 1 dan 2, fezer.
  2. Flaking merupakan proses merubah bentuk potongan kayu dari bentuk chip hasil chipping menjadi bentuk flake                                               Gambar 4. Chip menjadi Serpih
  3. Drying merupakan proses mengeringkan material flake hingga kadar air (moisture content) dibawah 1.5%. Ketika masih berupa flake, MC berkisar antara 40-70%
  4. Screening merupakan proses yang bertujuan untuk memisahkan serbuk kayu (dust) dengan standart yang telah ditentukan. Serbuk kayu digolongkan sebagai limbah. Sebagain dust digunakan kembali sebagai bahan bakar dan sisanya dijual.
  • Dust  : < 0.28mm
  • Surface Layer  : 0,28 - 1,22mm
  • Core Layer  : 1,22 - 8mm
  • Oversize  : > 8mm,    Ukuran yang oversize akan masuk kembali ke pengolahan awal
     5. Blending merupakan proses pencampuran material surface layer (SL) dan core layer (CL) dengan resin dan bahan kimia lainnya. 
  • SL (Surface Layer) : Glue, hardener, air, emulsi
  • CL (Core Layer) : Glue, hardener, MDI, emulsi, SBS
       6. Forming merupakan mesin yang digunakan untuk menata material dengan cara menghamburkan material dengan angin bertekanan tinggi dan terbagi menjadi 3 bagian yaitu SL1, CL, SL2.
        7. Pressing --> Pre Press, setelah lapisan mat dibentuk oleh Mesin Mat Forming kemudian lapisan tersebut di kempa awal dengan mesin pre press. Tujuan mesin pre press adalah untuk memadatkan mat dan mempermudah pembentukan thickness pada proses selanjutnya.
         8. Pressing --> Hot Press, merupakan proses di contiroll yang mana dilakukan pengempaan panas yang berfungsi untuk membentuk lapisan mat yang telah tercampur dengan glue, hardener, dan additives lainnya agar mengeras menjadi lembaran partikel board dengan ketebalan sesuai dengan setting program yang diinginkan
          9. Cutting, terdiri dari 3 bagian yaitu:
    • Trimming : pemotogan pada bagian tepi kanan dan kiri dari big board hasil produksi
    • Cross cut : pemotongan diagonal pada big board hasil produksi (misal 8 ft, 9ft, dll)
    • Cut to size : pada proses cut to size big board akan dipotong sesuai dengan soze pesanan dari customer (misalnya: 4 x 8ft, 4 x 6ft, 4 x 9ft, dll).  Board yang setelah keluar dari mesin cut to size disebut Raw Board
        10. Cooling, merupakan proses mengistirahatkan particle board agar lebih set
      11. Sanding, merupakan proses pengamplasan pada kedua permukaan partikel board dengan         menggunakan mesin sanding dan amplas sesuai standar grid yang telah ditentukan
    • Kikuwa --> Grid amplas : P40
    • Kalibrasi--> Grid amplas : P60
    • Finishing--> Grid amplas finishing 1 : P 100, Grid amplas finishing 2 : P 120
        Produk partikel board yang dihasilkan oleh PT XYZ telah menembus pasar internasional. Konsumsi pasar 85% masih pasar lokal dan 15% sudah internasional Untuk pasar lokal sendiri, papan partikel dibeli dalam jumlah besar kemudian dirakit ulang menjadi produk furnitur. Jadi pada intinya PT XYZ hanya menjual bahan dasar berbentu partikel board. Untuk pasar internasional paling banyak di negara Amerika. Dalam memenuhi permintaan pasar, PT XYZ telah memiliki serangkaian sertifikasi guna mendukung penjualannya.  Dalam lini produksi particle board di PT XYZI telah mengantongi beberapa ijin sertifikasi antara lain: 
    1. JIS , merupakan standarisasi yang digunakan untuk kegiatan produksi di Jepang. JIS Mark dapat digunakan dalam berbagai produk yang telah memenuhi standar JIS dalam kriteria kualitas produk, cara uji dan kondisi lain yang ditentukan. Tujuan dari JIS adalah untuk menjaga kualitas secara stabil dan cintinue serta untuk menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat
    2. ISO 9001, merupakan sertifikasi yang berorientasi pada layanan pelanggan dan standart manajemen mutu. Standar ISO 9001 memastikan bahwa organisasi menawarkan produk berkualitas sekaligus mendorong dan bertindak atas umpan balik pelanggan, pengguna akhir dan bahan pengatur.
    3. ISO 14001, merupakan sertifikasi dimana perusahaan menunjukkan tanggungjawabnya terhadap lingkungan
    4. CARB, merupakan sertifikat yang bertujuan untuk menaikkan dan menjaga kesehatan dan kondisi sebaik-baiknya dari sumber ecological dengan cara mengurangi polusi udara serta untuk menjamin keamanan dan kualitas udara bersih, melindungi masyarakat dari polusi emisi. Semua produk partikel board yang di ekspor ke Amerika harus bersertifikat CARB.
    Untuk memenuhi pasar ekport sangatlah berat. Setiap negara mempunyai kebijakan tersendiri jika ada produk yang akan di impor ke negaranya. Seperti halnya JIS, yang mana sertfikasi tersebut hanya dikhususkan untuk memenuhi kriteria pasar di Jepang. Begitu juga CARB, dimana produk yang bisa masuk di pasar Amerika harus telah memenuhi sertifikasi CARB.
            








    Continue reading Belajar Partikel Board Di PT XYZ Indonesia

    Selasa, 16 Januari 2024

    Proses Pengendalian Kualitas (Quality Control) di Industri Furnitur

     Hai,,, Sudah lama banget ak gak update tulisan di blog ini. Udah 1 tahunan kali yaa..Sebenarnya ingin skali ak tuh skali ngasih informasi yang bermanfaat bagi para pembaca. 
    Sedikit cerita sih..Awal-awal aku buat blog ini itu untuk menampung informasi sebagaimana aku kerja . Jadi apa yang ak peroleh di lapangan sebisa mungkin ak tuangkan di blog ini.
    Ak liat grafik blog, alhamdulillah ada tulisan ku yang mencapai 8000 pembaca. Senang sekali pastinya...tulisan ku tuh bermanfaat..
    Beberapa waktu kemarin aku sangat concern sama topik tentang kehutanan. Namun saat ini aku dah pindah kerja, dan tulisan di blog ini akan menyesuaikan dengan apa yang ak peroleh di tempat kerja yaa..

    Naah.. Kali ini aku memberikan kalian bacaan terkait kegiatan pengendalian kualitas atau sering disebut QC (Quality Control). 
    Beberapa waktu lalu, ak tuh sempat melakukan magang di industri furnitur tepatnya di PT Rajawali Perkasa Furnitur yang ada di Kabupaten Pati Jawa Tengah. Hasil dari observasi tentang QC akan aku jabarkan sebagai berikut yaa.. :))


    Pengendalian Kualitas (Quality Control)

    Quality Control (QC) merupakan proses yang untuk memastikan bahwa barang yang produksi sudah seperti dengan kriteria atau standart yang telah ditetapkan. Kegiatan QC ini memastikan bahwa barang yang nantinya diterima konsumen adalah barang yang layak dan membuat konsumen puas pada barang tersebut. Devisi Quality Control pada perusahaan bertugas menetapkan standart kualitas, mengawasi dan memverifikasi produk, dan memastikan seluruh produk sudah sesuai standart.
    PT RPF bergerak di bidang industry furniture. Pembuatan produk furniture melewati proses yang cukup panjang. QC dilakukan pada tiap tahapan yaitu QC komponen, QC mesin, QC assembling, QC finishing, QC packing, dan yang terakhir yaitu inspek dimana QC dilakukan oleh QC buyer.

    1.   1. QC Pembahanan, terdapat pada bagian bendsaw dan komponen. QC pembahanan bendsaw bertugas memastikan bahwa ukuran komponen yang dipotong susah sesuai, mendeteksi adanya cacat pada komponen seperti alur minyak, pecah, busuk, doreng, pinhole, mata mati. Adanya cacat kayu tersebut disesuaikan dengan permintaan dari buyer, sehingga tidak semua kayu cacat dibuang. Kategori cacat yang tidak bisa ditoleransi adalah pecah dan busuk dan cacat pinhole. Untuk cacat pinhole sendiri masih dideteksi jumlah pinhole dan kondisi yang ada, misalkan hanya terdapat 1 ato 2 dan dapat diatasi dengan suntik maka kayu tersebut masih dapat digunakan.

    2. QC komponen kayu memastikan kayu yang keluar dari Killn dry berupa ukuran, kelembaban, dan cacat. MC mater saat keluar dari killndry ketentuan yaitu < 10, mensortir komponen yang reject pecah, busuk, dan lainnya. Biasanya meskipun pada bendsaw sudah di QC terkadang tetap ditemukan cacat kayu komponen.

    Gambar 1. Pengukuran Kadar Air

    3. QC mesin memastikan bahwa komponen di proses pada mesin yang sesuai, ukuran komponen sesuai, mengecek kayu yang reject

    2.     4. QC assembling memastikan komponen sudah terakit dengan benar. Beberapa hal yang dikontrol saat perakitan yaitu

    ·       Kerekatan lem : lem dipastikan sudah mengeras dengan kuat. Jika dalam 1-2 jam lem masih empuk dan mudah pudar berari pengeleman gagal dan harus diulang. Kegagalan lem biasanya terjadi karena takaran campuran yang tidak benar.

    ·       Keseragaman ukuran : Ukuran menjadi point krusial yang diperhatikan. Pengukuran dilakukan dengan pengamatan tiap bagian komponen. Selain itu dapat diamati dengan cara menjajarkan produk sample dengan produk yang dibuat kemudian diamati kesamaan ukurannya (produk ukuran kecil). Untuk ukuran yang besar seperti dining table, bench akan diuji kekuatan di tiap sambungannya.

    Gambar 2. Proses QC keseragama ukuran.

    ·       Kerapian : Kerapian dapat dilihat dari kerataan setelah proses gerinda, pemasangan hardware, kerapian sambungan. Part yang gupil saat pemasangan screw atau dowel dapat diatasi dengan menutupinya dengan campuran serbuk kayu dan lem

    ·       Cacat : Meskipun telah melewati QC di pembahanan namun terkadang masih terdapat komponen cacat yang lolos. Adapun cacat kayu yang ditemukan seperti pinhole. Pinhole jika masih dapat diperbaiki akan diberikan cairan namun jika tidak dapat diperbaiki akan masuk afkir. Serat pecah dan busuk kayu juda sering ditemukan.

    3.     5. QC anyam. Ada tidaknya anyam tergantung pada desain produk. Pada QC anyam yang dicek adalah pola, warna, ukuran, kerapatan anyaman, kerapian (kelurusan, kesejajaran)

    4.  6.  QC cushion .Ada tidaknya cushion tergantung pada desain produk. QC cushion memastikan bahwa semua bahan busa, kain lapisan dan jahita sudah sesuai dan tidak ada cacat

    5.  7. QC cover.Ada tidaknya cushion tergantung pada desain produk. QC cover dimulai dari bagian pemotongan hingga menjahit kain. Bagian QC memastikan bawa kain yang digunakan sudah sesuai warna, ukuran, pola, tidak ada cacat, kerapian jahitan dan mengelompokkan cover sesuai per set produknya,.

    6.  8. QC finishing memastikan hasil akhir sudah sesuai permintaan. Untuk finishing ada 3 warna yaitu natural, grey, dan brown. Hasil akhir disesuaikan dengn warna dari sample.

    Gambar 3. Perbandingan hasil finishing dengan sample

    7. 9. QC Packing memastikan ukuran box packing, memastikan jumlah box packingm memastikan komponen-komponen untuk packing, memastikan produk sudah masuk ke dalam box packing yang sesuai, memastikan penataan packing, memastikan penandaan box packing sudah tertempel sesuai ketentuan. 

    Gambar 4. Proses Packing Kursi di Box

    8. Setelah dilakukan QC dari internal nantinya akan dilakukan inspek dari QC buyer. Tiap buyer mempunyai standart QC yang berbeda-beda. Adapun treatment yang dilakukan QC buyer adalah:

    ·   * Droptest, jika produk adalah produk baru. Produk tersebut dibuat oleh RnD sample. Dan saat QC dengan buyer, perwakilah dari RnD sampel mendampingi. Untuk produk sampel dilakukan uji droptest, namun untuk mass product tidak pelu dilakukan droptest. Uji droptest dilakukan dengan memberikan beban pada bagian-bagian tertentu dengan beban sesuai ketentuan per bagian. Selanjutnya uji banting dimana produk sudah dalam kondisi packing kemudian diuji banting pada segala posisi dengan ketinggian banting yang sudah ditentukan.

    Gamabr 5. Uji Beban Pada Produk Sample

    ·      * MC meter untuk menguji kadar air. Memastikan bahwa produk sudah dalam kadar air sesuai ketentua yaitu kurang dari 10%

    *· *Glossmeter untuk menguji tingkat kekilauan finishing. Setiap produk sudah ditentukan tingkat kekilaunnya. Oleh karena itu tiap produk harus diukur agar sesuai dengan permintaan buyer. 

    Gambar 6. Pengujian glossmeter

    ·   *Transfer warna dilakukan untuk mengetest apakah warna finishing masih luntur. Transfer warna dilakukan menggunakan kain putih/ kapas putih yang dibasahi dengan air kemudian digosok-gosokan pada komponen produk.

    Gambar 7. QC transfer warna

    ·       *Cacat finishing dilakukan untuk mencegek apakah ada bagian finishing yang kurang sempurnya seperti glize tidak rata/ terlalu tebal, warna tidak rata, masih ada bagian yang kasar. Jika masih ada yang kurang sesuai akan masuk lagi ke bagian touch-up untuk diperbaiki

    Gambar 8. Proses Touch-Up Glize

    Produk yang belum lolos QC buyer akan di kembalikan lagi untuk di service. Service ini akan didamping oleh bagian produksi untuk memastikan bahwa service sudah dilakukan sesuai dengan perbaikan dari QC buyer.

    Pada dasarnya proses produksi merupakan suatu rangkaian dari hulu hingga hilir yaitu dari proses pembahanan hingga finishing. Tiap tahapan harus ada pengawasan yang ketat untuk mengurangi terjadinya cacat. Terjadinya cacat akan menimbulkan masalah berupa keterlambatan waktu selesai pengerjaan, meningkatnya biaya produksi, bahkan mengurangi kepercayaan buyer.

    Continue reading Proses Pengendalian Kualitas (Quality Control) di Industri Furnitur