Senin, 02 Juli 2018

Wisata Alam Mangunan Yogyakarta

Wana Wisata Budaya Mataram mulai dirintis oleh Balai KPH Yogyakarta pada akhir tahun 2014 sebagai bentuk pemanfaatan jasa lingkungan. Dalam pengembangan wisata alam, KPH mengambil konsep perpaduan alam dengan budaya setempat. Provinsi Yogyakarta adalah satu dari dua provinsi di Indonesia yang diberikan keistimewaan. Kepala pemerintahan Provinsi Yogyakarta dikepalai oleh gubernur yang sekaligus adalah raja Kerajaan Mataram.  Oleh karenanya, Yogyakarta sangat kental akan kearifan lokal dan budaya seni nya. Kawasan Wisata alam mangunan menapaki lahan seluas kurang lebih 25 Ha. Lokasi tersebut berada di kawasan Hutan Lindung, RPH Mangunan BDH Bantul-Kulonprogo, KPH Yogyakarta. Kemudian secara administratif terletak di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Untuk menuju lokasi ini dapat ditempuh dalam waktu 40 menit-1 jam dari kota Yogyakarta dengan jarak tempuh sekitar 23Km. Akses jalan menuju lokasi terbilang sangat baik dengan jalan yang sudah aspal.
Sebagai salah satu instansi pemerintah, KPH Yogyakarta dalam mengelola wisata alam mangunan merujuk pada beberapa peraturan yang berlaku mulai hulu hingga hilir. Peraturan-peraturan tentang wisata alam yang diacu adalah:
1. Permenhut No. 22 Tahun 2012 tentang pedoman kegiatan usaha pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam di hutan lindung
2. Permenhut No. 31 Tahun 2016 tentang pedoman kegiatan usaha pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam pada hutan produksi
3. Perda DIY No.7 Tahun 2015 tentang pengelolaan hutan produksi dan hutan lindung
4. Pergub DIY No 5 Tahun 2018 tentang kerjasama pemanfaatan hutan produksi dan hutan lindung serta kerjasama dan perijinan pemanfaatan taman hutan raya (Tahura)
      Kawasan wisata alam yang pertama kali dikembangkan berada di blok sudimoro III. Blok sudimoro III didominasi oleh tegakan pinus yang sudah berhenti sadap getah pinus. Beberkal dari potensi landscape yang indah, oleh karena itu KPH Yogyakarta mengambil langkah untuk mengembangkannya sebagai wisata alam. Dari satu lokasi di Blok Sudimoro III yang berhasil  dan ramai akan pengunjung kemudian dilakukan pengembangan lanjutan ke lokasi-lokasi sekitarnya. Sesuai dengan konsep yang diusung, obyek-obyek yang disajikan di wisata mangunan mengandung nilai seni dan budaya Yogyakarta. Beberapa obyek terinspirasi dari filosofi maupun cerita rakyat sekitar. Hingga tahun 2018 wisata mangunan terbagi menjadi 9 lokasi wisata alam yaitu:  Bukit Panguk, Bukit Mojo, Seribu Batu, Pinussari, Pinus Asri, Lintang Sewu , Bukit Ndah Romo, Puncak Becici, Gunung Pengger. Jumlah KTH yang mengelola wisata mangunan ada 7 KTH yaitu KTH Gunung Mojo, KTH Bukit Panguk, KTH Gunung Pengger, KTH Becici Asri,  KTH Pinussari, KTH Pinus Asri, dan KTH Songgo Langit. Kelompok tani hutan (KTH) yang mengelola wisata alam mangunan ternaung dalam Koperasi Notowono. Sesuai peraturan yang berlaku kegiatan wisata alam di hutan lindung dapat melakukan kerjasama dengan masyarakat yang ternaung dalam badan hukum setidaknya berbentuk koperasi (Permenhut No. 22 Tahun 2012). Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY melakukan perjanjian kerjasama dalam mengelola wisata alam mangunan yang tertuang dalam dokumen perjanjian kerjasama No. 525/00909. Di dalam dokumen tersebut dikatakan adanya nilai bagi hasil sebesar 75% untuk koperasi dan 25% untuk pemerintah.
 Dalam menjaga eksistensi wisata pengelola selalu menyajikan obyek-obyek yang kreatif dan kekinian mengikuti perkembangan jaman dengan tetap memasukan unsur budaya. Selain obyek yang menarik, kenyamanan pengunjung merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Pengelola wisata mangunan selalu mengedepankan aspek sarana dan prasarana yang memandai serta kebersihan yang selalu dijaga. Keberadaan wisata alam telah mendorong peningkatan perekonomian masyarakat setempat. Anggota kelompok tani hutan sebelumnya berkerja sebagai penyadap getah dan mengandalkan hasil tumpangsari. Sekarang mereka memperoleh pendapatan baru dari sektor wisata alam seperti berjualan, membuka homestay, dan lainnya.. Pemuda-pemudi setempat juga berpartisipasi aktif dalam pengelolaan wisata alam sehinga membantu mengurangi pengangguran di daerah tersebut. Peran pemuda dengan memberikan ide-ide segar dalam pengembangan obyek-obyek wisata serta menjadi anggota pengelolaa yang bekerja aktif. Keberhasilan pengelolaan wisata alam terbentuk dari kesinergian yang baik antara beberapa stakeholder yang berkecimpung di didalamnya. Kedepan pengelolaan hutan berbasis wisata alam akan giat untuk dikembangkan di wilayah hutan KPH karena masih banyak potensi-potensi pemandangan alam yang masih tersembunyi dan patut untuk ditelisik.
Dokumentasi
Gambar 1. Bukit Panguk
Gambar 2. Bukit Mojo


Gambar 3. Seribubatu
Gambar 4. Pinussari
Gambar 5. Lintangsewu
Gambar 6. Bukit Pengger
Gambar 7. Becici






2 komentar:

  1. Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    BalasHapus