Sekilas Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga
Manusia tidak akan lepas dari yang namanya sampah. Sampah dihasilkan dari sisa kebutuhan manusia yang sudah tidak terpakai lagi. Penanganan sampah di Indonesia saat ini masih termasuk rendah sehingga telah terjadi penumpukan sampah besar-besaran di TPA sampah. Untuk menguragi sampah yang tidak terpakai salah satu solusi ialah memberikan wawasan kepada masyarakat tentang pentingnya pengolahan sampah. Secara harafiah, sampah terbagi menjadi 2 yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Kita semua tahu jika sampah organik lebih mudah diolah dari pada sampah organik. Berbicara sampah organik, sampah jenih ini di dominasi oleh sisa kebutuhan dapur tiap rumah tangga. Sampah dapur misalnya sisa makanan, bumbu dapur, sisa sayuran jika dibuang akan mudah terurai dengan sendirinya. Tapi alangkan lebih bermanfaat jika sampah organik tersebut dijadikan kompos.
Pengolahan sampah organik terbilang gampang-gampang susah. Diperlukan kecermatan dan disiplin dalam mengolah sampah sisa dapur. Bahan yang diperlukan cukup sederhana yaitu sejumlah wadah sesuai kebutuhan misalnya sampah organik untuk sisa buah dan sayur ataupun wadah untuk sisa makanan. Wadah yang yang digunakan bisa terbuat dari bahan plastik, bahan tembikar, bahkan dapat pula dari keramik. Dipastikan wadah tersebut punya tutup yang rapat sehingga didalamnya cukup kedap udara. Selanjutnya bahan yang dibutuhkan ialah aktivator kompos. Aktivator kompos ada ada 2 jenis yang dapat dibuat secara alami atau yang terbuat dari bahan kimia. Aktivator kompos yang digunakan sesuai dengan selera dan kebutuhan dari masyarakat. Penempatan wadah kompos dapat disimpan di dapur ataupun di luar ruangan tapi pada ruangan yang tidak langsung terpapar sinar matahari. Setiap hari tiap rumah tangga dapat menambahkan sampah yang dihasilkan di dalam wadah sesuai kapasitas wadah dan juga aktivator kompos sesuai kebutuhan (bisa dilihat pada petunjuk yang tertera di label produk aktivator kompos). Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan pupuk kompos kurang lebih 7 -10 hari. Diusahakan jangan terlalu sering membuka wadah dikarenakan akses dengan udara dapat memasukan benih-benih hewan. Pernah ada suatu kasus PKM UGM, saat itu saya mengikuti PKM pengolahan sampah dapur menggunakan aktivator kompos dari nanas. Kegiatan berjalan sesuai prosedur tetapi pada saat waktu kompos harusnya sudah jadi ternyata di dalam wadah terdapat banyak hewan-hewan kecil seperti larva lalat. Hal tersebut dipengaruhi karena sampah yang dimasukan sudah mengandung telur lalat. Munculnya larva merupakan hal yang biasa. Larva tersebut berperan sebagai pengurai.dan membantu untuk menyuburkan kompos. Dipastikan tutup wadah harus selalu rapat dan jangan sampai larva keluar dari wadah.
Source : Googleimage
(https://kabartani.com/menyulap-limbah-buah-busuk-menjadi-pupuk-organik-cair.html)
Source : Google Image
(http://www.distributorpupukorganik.com/2015/10/cara-membuat-pupuk-kompos-dari-sampah.html)
Solusi permasalahan sampah sebaiknya tidak harus menunggu pemerintah untuk bergerak. Kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan lah yang menjadi point utama untuk menanggulangi masalah sampah. Lingkungan yang bersih akan sampah merupakan lingkungan yang sehat dan baik untuk dihuni oleh masyarakat.
mantap kak :)
BalasHapusmakasih lensi cantik :)
BalasHapusKeren...
BalasHapus