Madu dikenal sebagai bahan pangan yang telah lama dipercaya bagus untuk kesehatan tubuh. Madu berbentuk cairan manis yang diproduksi oleh lebah. Lebah mengambil nektar dan serbuk sari dari bunga untuk dijadikan sumber pakan dan sebagian disimpan untuk cadangan makanan. Ekstraksi nektar dan serbuk sari oleh lebah dibagi menjadi tiga kategori yaitu madu, royal jelly dan propolis. Tiap bagian tersebut dimanfaatkan oleh manusia sesuai dengan manfaatnya bagi kesehatan. Karena madu banyak manfaatnya, tidak heran permintaan madu sangatlah tinggi. Di pasaran telah tersedia berbagai produk madu baik dari segi jenis lebahnya dan kandungan madunya. Tapi saat berbicara tentang madu pastilah yang pertama perlu diperhatikan adalah keasliannya. Untuk mendapatkan madu asli dapat dibilang susah. Madu asli yang dimaksud adalah madu yang sumber pakannya dari bahan alam.
Sebagian besar masyarakat masih awam terhadap madu sehingga banyak dari masyarakat mengonsumsi madu yang salah. Ada beragam madu yang diperjualbelikan dari mulai dari jenis lebah, sumber pakannya, prosesnya, dengan rentang harga dari yang murah hingga yang mahal. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih madu yang akan dikonsumsi antara lain:
1. Jenis Lebah
Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena hidupnya berkelompok meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dalam suku atau familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika.
Sebagai serangga, ia mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Lebah membuat sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari propolis (perekat dari getah pohon) dan malam yang diproduksi oleh kelenjar-kelelenjar lebah betina yang masih muda terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari. (sumber: wikipedia)
Continue reading Lebah Madu : Mengenal Madu Yang Berkualitas
Sebagian besar masyarakat masih awam terhadap madu sehingga banyak dari masyarakat mengonsumsi madu yang salah. Ada beragam madu yang diperjualbelikan dari mulai dari jenis lebah, sumber pakannya, prosesnya, dengan rentang harga dari yang murah hingga yang mahal. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih madu yang akan dikonsumsi antara lain:
1. Jenis Lebah
Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena hidupnya berkelompok meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dalam suku atau familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika.
Sebagai serangga, ia mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Lebah membuat sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari propolis (perekat dari getah pohon) dan malam yang diproduksi oleh kelenjar-kelelenjar lebah betina yang masih muda terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari. (sumber: wikipedia)
Dalam suatu kelompok (disebut "koloni") terdapat tiga "kasta", yaitu:
- lebah ratu, berjenis kelamin betina merupakan induk semua lebah dalam satu koloni dalam satu koloni hanya satu ekor lebah ratu.
- lebah betina, dikenal sebagai lebah pekerja jumlah lebah pekerja bisa mencapai puluhan ribu, 30.000 ekor lebah dan yang bibit unggul bisa mencapai sampai 60.000 ekor lebah.
- lebah jantan, jumlahnya hanya ratusan ekor lebah
Untuk di Indonesia sendiri ada empat jenis lebah yang biasa dimanfaatkan untuk memproduksi madu. Jenis lebah tersebut yaitu : apis melifera, apis cerana, apis dorsata, dan apis trigona. Dari empat jenis lebah tersebut ada yang bisa dibudidayakan dan ada yang tidak bisa dibudidayakan. Lebah jenis A. Melifera, A. Cerana, dan A. Trigona dapat dibudidayakan karena cenderung masih bisa dikendalikan manusia. Berbeda dengan A. Dorsata (lebah hutan) yang mempunyai sifat liar dan mudah menyerang manusia. Pemanenan madu A. Dorsata selama ini masih mengandalkan pengambilan di hutan.
2. Sumber Pakan
Seperti makhluk hidup lainnya, lebah bertahan hidup dengan ketersediaan sumber pakan. Lebah memperoleh pakan berupa nektar dan serbuk sari dari bunga tanaman. Tetapi tidak semua jenis bunga dapat dijadikan sumber pakan seperti : bunga bank, bunga desa, dan bunga plastik..hehehe
Dalam pengelolaan budidaya lebah madu faktor esensial yang diperhatikan adalah ketersediaan pakan. Sebagian besar petani lebah tidak mempunyai lahan yang luas sebagai lokasi bubidaya. Mereka menumpang atau bermitra dengan pemilik lahan kehutanan dan perkebunan.
Banyak madu dipasaran dijual dengan penamaan tanaman maupun buah-buahan. Hal itu disesuaikan dengan musim berbungannya sumber pakan, misalnya: madu kelengkeng, madu randu, madu rambutan, dan lain-lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil madu budidaya adalah musiman. Jika berada pada musim tak ada bunga sekitar bulan juni-agustus maka lebah tidak akan meproduksi madu, meskipun ada hasilnya pasti sangat sedikit. Keterbatasan sumber pakan memicu banyaknya peredaran madu palsu/ madu oplosan. Sesuai dengan namanya madu palsu berbahan dasar bukan nektar maupun serbuk sari melainkan petani lebah menggunakan gula. Beberapa cara dilakukan untuk membuat madu palsu diantaranya:
1. Lebah di beri pakan cairan gula
2. Madu dioplos dengan gula
3. Madu dibuat dari gula murni
Untuk mengatasi keterbatasan sumber pakan, sebelum melakukan budidaya lebah maka dipastikan dulu ketersediaan sumber pakannya. Petani lebah harus rajin menanam tanaman maupun jenis bunga-bungaan. Untuk tanaman sebagai sumber pakan sebaiknya jenis tanaman dan atau bunga yang bisa berbunga sepanjang tahun. Ataupun paling tidak waktu bunganya saling berselang sehingga dapat saling menggantikan untuk memenuhi kebutuhan pakan setiap saat.
3. Kualitas Madu
Beberapa waktu lalu saya sempat berdiskusi dengan teman di Perhutani terkait madu. Salah satu kelompok masyarakat di wilayah kawasan hutan ampuan kawan terdapat pembudidaya madu. Kawan mengatakan bahwa saat musim tidak berbunga, lebah diberi apakan cairan madu. Seolah tidak ada pernyataan yang salah, kawan saya membenarkan bahwa tidak ada salahnya lebah diberi pakan gula. Lebah yang diberi makan gula akan menghasilkan madu yang kandungan glukosa nya tinggi seperti kita mengonsumsi gula pada umumnya.
Identifikasi untuk mengetahui perbedaan madu asli dengan madu palsu sangatlah sulit. Di internet banyak tersedia tips-tips membedakan madu asli dan madu palsu tetapi tidak sepenuhnya dapat membuktikan keakuratannya. Untuk mengetahui keaslian madu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Uji laboratorium
2. Mengunjungi peternak lebah nya
Selain keaslian madu yang perlu diperhatikan lagi adalah kebersihan madu. Kebersihan atau higienitas madu dinilai saat proses pemanenan. Pemanenan madu disarankan untuk menggunakan alat-alat yang bersih untuk mencegah masuknya kotoran maupun bakteri yang akan dikonsumsi. Sebagai contoh adalah madu hutan yang ketersediaannya melimpah di luar jawa. Madu hutan oleh masyarakat sekitar hutan dimanfaatkan sebagai salah satu mata pencaharian. Namun, aspek perlakuan tindakan pemanenan masih kurang memadai. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi dan pelatihan terkait pemanenan madu yang sesuai standar kesehatan.
2. Sumber Pakan
Seperti makhluk hidup lainnya, lebah bertahan hidup dengan ketersediaan sumber pakan. Lebah memperoleh pakan berupa nektar dan serbuk sari dari bunga tanaman. Tetapi tidak semua jenis bunga dapat dijadikan sumber pakan seperti : bunga bank, bunga desa, dan bunga plastik..hehehe
Dalam pengelolaan budidaya lebah madu faktor esensial yang diperhatikan adalah ketersediaan pakan. Sebagian besar petani lebah tidak mempunyai lahan yang luas sebagai lokasi bubidaya. Mereka menumpang atau bermitra dengan pemilik lahan kehutanan dan perkebunan.
Banyak madu dipasaran dijual dengan penamaan tanaman maupun buah-buahan. Hal itu disesuaikan dengan musim berbungannya sumber pakan, misalnya: madu kelengkeng, madu randu, madu rambutan, dan lain-lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil madu budidaya adalah musiman. Jika berada pada musim tak ada bunga sekitar bulan juni-agustus maka lebah tidak akan meproduksi madu, meskipun ada hasilnya pasti sangat sedikit. Keterbatasan sumber pakan memicu banyaknya peredaran madu palsu/ madu oplosan. Sesuai dengan namanya madu palsu berbahan dasar bukan nektar maupun serbuk sari melainkan petani lebah menggunakan gula. Beberapa cara dilakukan untuk membuat madu palsu diantaranya:
1. Lebah di beri pakan cairan gula
2. Madu dioplos dengan gula
3. Madu dibuat dari gula murni
Untuk mengatasi keterbatasan sumber pakan, sebelum melakukan budidaya lebah maka dipastikan dulu ketersediaan sumber pakannya. Petani lebah harus rajin menanam tanaman maupun jenis bunga-bungaan. Untuk tanaman sebagai sumber pakan sebaiknya jenis tanaman dan atau bunga yang bisa berbunga sepanjang tahun. Ataupun paling tidak waktu bunganya saling berselang sehingga dapat saling menggantikan untuk memenuhi kebutuhan pakan setiap saat.
3. Kualitas Madu
Beberapa waktu lalu saya sempat berdiskusi dengan teman di Perhutani terkait madu. Salah satu kelompok masyarakat di wilayah kawasan hutan ampuan kawan terdapat pembudidaya madu. Kawan mengatakan bahwa saat musim tidak berbunga, lebah diberi apakan cairan madu. Seolah tidak ada pernyataan yang salah, kawan saya membenarkan bahwa tidak ada salahnya lebah diberi pakan gula. Lebah yang diberi makan gula akan menghasilkan madu yang kandungan glukosa nya tinggi seperti kita mengonsumsi gula pada umumnya.
Identifikasi untuk mengetahui perbedaan madu asli dengan madu palsu sangatlah sulit. Di internet banyak tersedia tips-tips membedakan madu asli dan madu palsu tetapi tidak sepenuhnya dapat membuktikan keakuratannya. Untuk mengetahui keaslian madu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Uji laboratorium
2. Mengunjungi peternak lebah nya
Selain keaslian madu yang perlu diperhatikan lagi adalah kebersihan madu. Kebersihan atau higienitas madu dinilai saat proses pemanenan. Pemanenan madu disarankan untuk menggunakan alat-alat yang bersih untuk mencegah masuknya kotoran maupun bakteri yang akan dikonsumsi. Sebagai contoh adalah madu hutan yang ketersediaannya melimpah di luar jawa. Madu hutan oleh masyarakat sekitar hutan dimanfaatkan sebagai salah satu mata pencaharian. Namun, aspek perlakuan tindakan pemanenan masih kurang memadai. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi dan pelatihan terkait pemanenan madu yang sesuai standar kesehatan.
Dokumentasi
Gambar 1. Apis Cerana
Gambar 2. Sumber Pakan
Gambar 3. Rumah Lebah