Kamis, 24 Maret 2022

Pemanfaatan Resin Untuk Furniture

    Ketika membahas tentang hunian pastinya tidak lepas dari yang disebut furniture. Furniture dapat mendominasi kebutuhan dari isi rumah. Perkembangan industri furniture sangat pesat dan mendorong para pelaku industri untuk menyajikan bentuk furniture yang diminati konsumen. Untuk menaikan nilai estetika furniture salah satunya dapat dikombinasikan dengan resin. Sehingga akan menghasilkan furniture yang mempunyai nilai seni tinggi berserta nilai jual yang meningkat pula. Resin diartikan sebagai zat kimiawi yang bersifat kental, transparan, tidak larut dalam air dan mudah terbakar. Kita dapat menemukan resin alami dari beberapa jenis tanaman (pinus) dan jenis serangga. Penggunaan resin juga sudah dimanfaatkan dari jaman dahulu dan semakin berkembang hingga sekarang.                        
    Pada artikel ini akan saya akan menjelaskan sedikit pengetahuan saya tentang  resin yang digunakan di bidang furniture. Terdapat dua jenis resin yang paling banyak digunakan di dunia yaitu Resin Polyester dan Resin Epoxy. Kedua jenis resin tersebut pada dasarnya mempunyai kesamaan fungsi namun terdapat perbedaan kualitas yang sangat mecolok. Harga resin epoxy dibandrol jauh lebih mahal dibandingkan resin polyester. Selain dari segi harga adapun beberapa perbedaan diantara kedua resin tersebut yaitu :.
Kategori Polyester Epoxy
Umur simpan Lebih pendek (kurang lebih 6 bulan) lebih lama
Pencampuran Sulit Mudah
Bau Tajam Cenderung tidak berbau
Pengecoran Semakin tebal kedalaman cor semakin lama waktu kering Maksmal kedalaman cor 2cm
Waktu kering bergantung pada suku (25-30) derajad Celcius Tidak bergantung pada suhu
Keamanan Dapat melarutkan sterofoam, plastik, dan foto bertinta cenderung aman dan tahan api
Hasil akhir Masih perlu top coat dan setelah kering masih agak lengket kering dan bening
Kekuatan Getas atau mudah retak lebih elastis

    
Gambar 1. Resin Epoxy merk Propan

    Furniture resin mempunyai tarif harga yang cukup tinggi, tentu saja peminatnya adalah kalangan menengah keatas dan juga menjadi komoditas skala eksport. Hal tersebut sangat wajar dikarenakan bahan baku mahal, ketrampilan yang mumpuni, dan proses pembuatan yang tidak sebentar. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam aplikasi resin antara lain:

1. Cetakan
Cetakan dapat terbuat dari silikon maupun kayu. Penggunaan silikon cenderung lebih mudah namun kelemahannya sulit mendapatkan bentuk cetakan sesuai yang kita inginkan. Berbeda dengan cetakan kayu yang lebih fleksibel dapat dibuat sesuai keinginan. Saat menggunakan cetakan kayu pastikan tiap sudut cetakan presisi dan sudut siku harus tertutup kemudian ditiap sisi dalam dilapisi dengan selotip atau lakban.

2. Bahan 
Tidak semua bahan dapat disandingkan dengan resin karena resin mempunya sifat panas dan kering. Beberapa bahan seperti bunga atau daun tidak dapat dikombinasikan dengan resin karena bisa terbakar dan hasil nya tidak bisa maksimal.

3. Cuaca dan Kelembaban Udara
Resin polyester membutuhkan suhu dan kelembaban tertentu untuk kering. Misalnya jika suhu terlalu dingin resin akan sulit kering sebaliknya jika suhu terlalu tinggi maka resin akan mudah pecah.

4. Perbandingan resin dan katalis
Pencampuran resin dan katalis adalah faktor yang sangat penting. Perbandingan campuran yang tidak tepat akan berengaruh terhadap tingkat kekeringan resin. Campuran kurang akan mengakibatkan resin tidak kering dan sebaliknya campuran berlebihan membuat resin mudah retak.

5. Menentukan tipe resin
Penentuan tipe resin sesuai dengan kebutuhan. Pada faktanya penggunaan resin polyester lebih banyak dibandingkan dengan epoxy dikarenakan harganya yang signifikan. Harga per liter Polyester dibandrol senilai Rp 30.000 - Rp 70.000 / lt dan resin Epoxy dengan harga Rp 300.000/lt.

Berbekal teknologi saat ini, kita sangat muda memperoleh ilmu dalam membuat furniture resin. Banyak sekali tutorial di youtube pembuatan furniture resin, terlihat mudah namun banyak hal yang harus diperhatikan saat kita mulai mencoba membuat campuran resin.  Berikut akan dijelaskan langkah yang diperlukan dalam membuat furniture resin:

1. Cetakan dan Bahan
Kita harus menentukan apa yang akan dibuat, misalnya meja yang akan dilapisi resin atau membuat hiasan resin.

Gambar 2.
Pada gambar 2 merupakan cetakan meja dengan variasi susunan balok kayu. Cetakan terbuat dari plywood dengan ukuran dimensi 50 cm x 60 cm x 3 cm. Pastikan cetakan harus siku, presisi dan rapat. Sisi dalam cetakan harus dilapisi dengan selotip ataupun lakban. Kemudian susun kayu/ balok variasi sesuai selera. Sebelum menuangkan resin pori-pori kayu harus ditutup menggunalan pelapis yang terbuat dari campuran resin dan katalisator dengan perbandingan 2:1. Campuran tersebut dioleskan ke seluruh permukaan kayu yang akan terkena resin. Diperlukan waktu kurang lebih dua jam paling cepat namun jika didiamkan lebih lama akan lebih baik sehingga bisa dipastikan campuran meresap ke dalam pori-pori kayu dan kering. Fungsi dari menutup pori kayu adalah untuk menghindari keluarnya gelembung udara maupun air dari pori kayu. Oleh karena itu, kayu yang masih mempunyai kadar air tinggi tidak disarankan untuk digunakan. 

2. Mempersiapkan campuran
Pada praktek kali ini menggunakan resin epoxy merek propan. Satu set resin + katalisator ukuran 1 lt hartanya Rp 300.000,-. Perbandingan resin (A) dan katalisator (B) adalah 2:1. Saat kita membuat campuran harus berdasarkan volume dari media yang akan dituang resin. Jika menghendaki resin berwarna dapat ditambahkan pasta warna sebanyak 2-5% dari volume resin (A).
Gambar 3
Untuk membuat campuran membutuhkan perbandingan 2:1 (resin : katalisator (hardner)). Pada gambar 3, volume lapisan pertama yaitu 2.8 lt sehingga dapat kita campurkan 1,8 lt resin dan 0,9 lt katalisator (harner). Ketebalan pengecoran resin epoxy maksimal 2 cm untuk menghindari pecahnya resin saat kering. Sehingga jika sebuah cetakan mempunyai tebal 3 cm maka dilakukan 2 kali pelapisan yakni yang pertama 2 cm ditunggu sampai kering kurang lebih 4 jam dan lapisan kedua 1 cm. 

3. Pengecoran Resin
Pengecoran resin merupakan istrilah dari prosen menuangkan resin ke dalam cetakan maupun media yang akan dilapisi resin. Posisi cetakan harus datar, untuk memastikan cetakan tidak dalam kondisi miring dapat menggunakan waterpass. Setelah menungakan resin, gelembung akan muncul pada permukaan resin. Gelembung dapat dihilangkan dengan menggunakan hairdyer maupun flame gun. Perhatikan jarak dan suhu api untuk menghindari resin terbakar. 


Gambar 4
Gambar 5.


Pada gambar 4 diperlihatkan variasi resin warna biru campur silver. Setelah kering total cetakan dapat dilepas dan tinggal finishing. Kelebihan resin epoxy saat dilakukan finishing resin tidak pecah karena mempunya sifat lentur dan kuat. 

Gambar 6.


Gambar 7.

Pada gambar 6 dan 7 memperlihatkan pecah (crack) resin dan terbentuknya gelembung di dalam resin. Pecah yang terjadi  disebabkan pengecoran melebihi 2 cm sehingga resin menjadi sangat panas dan gampang pecah. Untuk menjaga suhu resin tidak terlalu panas maka bisa disiapkan kipas angin untuk mengurangi panas dalam proses pengerasan resin. Gelembung pada dasar resin disebabkan karena penutupan pori-pori oleh pelapisan resin belum kering sepenuhnya namun sudah dilakukan pengecoran resin. 
    
Sekian informasi tentang resin furniture yang sudah saya bahas. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi teman-teman pembaca. Jika ada pertanyaan atau berbagi ilmu tentang resin bisa disampaikan di kolom komentar yaa, terimakasih.. ^__^










  
Continue reading Pemanfaatan Resin Untuk Furniture